66 Tahun Jepang Pasca Perang Dunia II

♠ Posted by Aryni Ayu in




Tahun 2011 ini menandai tahun ke-66 berakhirnya PD II, atau peringatan 66 tahun kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke dua. Pada saat Perang Dunia, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya PD II merupakan kesempatan bagi mereka untuk merdeka dan melepaskan diri dari pendudukan dan penjajahan Jepang. Pada saat yang sama, pembentukan Persatuan Bangsa-Bangsa di dunia yang menjadi dasar Tata Tertib Peraturan International.

Jepang pada saat itu memasuki periode yang disebut periode setelah perang. Bagi para sebagian pihak terutama pengamat politik dan pengajar di universitas Jepang, dalam kependudukan Amerika periode setelah perang, mulai terasa keganjilan pada saat perubahan yang terjadi berawal dari sebelum perang dan pada saat perang berjalan. Perubahan yang terjadi adalah dari kematian sampai awal kehidupan (berjuta-juta korban yang jatuh setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki), dari negara militarisme sampai menjadi negara Demokrasi, dari rakyat yang lebih mencintai kesatuan national daripada hak mereka menjadi negara yang menghormati hak asasi manusia, kebebasan berbicara, kebebasan berpikir, kebersamaan kedudukan pria dan wanita.

Pengamat sejarah Jepang terutama para pengajar di universitas memandang bahwa setelah Jepang kalah dalam perang dunia kedua masih banyak masalah yang terjadi di dalam negeri Jepang dan sampai sekarang masih belum terselesaikan. Bagi mereka, apa yang terjadi sebelum dan setelah perang, banyak orang terutama politikus lupa. Sebelum perang sampai Jepang harus mengalami kekalahan, di dalam negeri Jepang sebenarnya terjadi kemiskinan dan kemelaratan. Jepang harus membangun kekuatan militer untuk menyaingi kekuatan barat, oleh karena itu para pihak militer dibawah kekuasaan Kaisar Jepang, memaksa para rakyat untuk bekerja dan masuk wajib militer. Rakyat yang pada saat itu harus patuh dengan perintah kaisar, tidak dapat melakukan tindakan berontak. Bagi mereka Kaisar adalah utusan Tuhan. Pihak yang paling menderita adalah para petani. Mereka harus bekerja di berbagai pabrik militer dan meninggalkan tanah pertanian, terutama para pria dan mereka juga harus ikut wajib militer. Sebelum Jepang harus menyerah tanpa syarat di bawah perjanjian San Frasisco, Jepang menjalani Undang-undang Meiji yaitu semua berdasarkan perintah dan petunjuk Kaisar Jepang. Begitu juga dalam perang.

Jepang sebelum perang dunia berakhir adalah negara imperialis, dengan menjalankan paham fasisme seperti Jerman dan Undang-Undang Meiji. Pada saat memasuki zaman modern , bagi Jepang sendiri untuk sederajat dengan kemajuan Barat harus memperluas kekuatan di dunia. Bagi pihak Jepang yang paling dekat untuk menjalankan paham kolonialisme adalah Taiwan. Taiwan dapat direbut oleh Jepang setelah Jepang perang dengan negara Cina (negara kekaisaran Cina) . Taiwan adalah negara pertama dijajah Jepang. Berawal dari itu Jepang terus memperluas kekuatan militernya dengan menguasai Korea . Setelah menguasai Korea, Jepang terus berlomba dengan kekuatan dan kemajuan negara Eropa dengan memperebutkan negara Cina sebagai pusat perdagangan Asia. Akhirnya Jepang terus menjadi negara penjajah dan mulai menguasai asia timur dan selatan. Termasuk Indonesia yang tiga tahun diduduki oleh Jepang bukan sebagai penjajah. Dan akhirnya Jepang harus mengakui kekalahan setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Dibawah perjanjian San fransisco, Jepang harus mengakui (8 September 1956) dan harus mengadakan perubahan sesuai dengan petunjuk Amerika, terutama mengenai Undang-undang Meiji dan menjalankan demokrasi di dalam negeri Jepang.

Bagi pihak militer dan pihak yang masih menjaga kekuasaan Kaisar dan para politikus yang masih menginginkan kejayaan Jepang kembali, apa yang terjadi pada saat perang dan setelah perang, tidak usah dijelaskan secara mendetil dan mereka tidak koreksi diri dengan mawas diri. Seperti di Jerman, setelah perang dunia kedua koreksi diri terhadap perang yang telah terjadi merupakan kesalahan. Oleh sebab itu Jerman teguh menjaga kedamaian dunia dan membayar ganti rugi terhadap korban perang. Sedangkan Jepang masih dipertanyakan. Masalah yang dihadapi Jepang dan sampai sekarang belum terselesai adalah hubungan dengan Cina dan Korea, permasalahan daerah militer Amerika di Okinawa (sebagai bayaran kekalahan Jepang dan membebaskan Kaisar sebagai penjahat perang menyerahkan Okinawa ke Amerika), buku sejarah Jepang, korban penjajahan Jepang dan korban Hiroshima dan Nagasaki. Jepang terhadap korban penjajahan dan pendudukan di Asia timur dan selatan tidak sesuai dengan tuntutan para korban. Contohnya bagi pihak Cina yang mengalami kekejaman penjajahan Jepang tidak mendapatkan ganti rugi yang sesuai dengan kekejaman Jepang , sedangkan Korea didalam bentuk kerjasama ekonomi. Korea Utara tidak mendapatkan ganti rugi karena belum ada kerjasama kedua negara. Asia Tenggara tidak mendapatkan ganti rugi tetapi dalam bentuk kerjasama ekonomi. Oleh karena itu menurut para korban kekejaman penjajahan dan kependudukan Jepang, ganti rugi yang dibayar tidak sesuai. Sedangkan di pihak Jepang yang harus menerima kekalahan dan korban yang berjatuhan di pemboman di Hiroshima dan Nagasaki masih belum diakui oleh pihak Amerika dan harus membayar ganti rugi ke negara-negara barat sebagai negara yang kalah perang.

Jepang setelah perang dunia berakhir dengan bantuan Amerika meningkatkan ekonominya menjadi negara industri dan sangat maju dibandingkan negara disekitar Jepang. Sedangkan hubungan Jepang Cina dan Korea sampai pada saat ini masih menjadi permasalahan, khususnya di era Koizumi ini. Perdana Menteri Koizumi ingin mengadakan pembaharuan mengenai isi undang-undang Jepang pasal 9 yang berisikan Jepang melepaskan diri dari perang dan menjaga perdamaian dunia dengan tidak memiliki tentara, hanya memiliki pasukan bela diri. Kemudian Koizumi secara terang-terang mendatangi Shirine Yasukuni dan berdoa di tempat tersebut dengan memakai pakaian kebesaran seorang perdana menteri Jepang, tahun lalu. Tindakan tersebut membuat kemarahan bagi Cina dan Korea. Karena Shirine Yasukuni yang dibangun kaisar (1879) sebagai tanda penghormatan bagi para tentara Jepang yang telah berjuang membela Jepang didalam perang. Di Shirine Yasukuni juga dikubur para penjahat Jepang yang mendapat hukuman mati, terutama para militer yang melakukan kejahatan dengan kekejaman di Nanking dan Manchuria. Bagi pihak Cina dan Korea yang masih menyimpan kemarahan atas kekejaman di Nanking dan Manchuria, tindakan Kozumi menghormati dan menjunjung tinggi apa yang dilakukan para penjahat militer dan kejayaan Jepang pada saat perang. Sedangkan didalam Undang-undang baru Jepang telah menjelaskan bahwa spritual dan pemerintahan harus dipisahkan. Menurut undang-undang baru Jepang menjelaskan spritual adalah kebebasan individu untuk melakukannya. Koizumi pada tahun lalu dengan memakai pakaian kebesaran sebagai perdana menteri telah mencampur adukkan spiritual (keagamaan) dengan pemerintahan. Oleh karena itu bagi pengamat politik dan sejarah Jepang terutama para guru dan dosen, Koizumi tidak memahami isi dari Undang-undang Baru Jepang dan mereka sangat menentang niat Koizumi utuk mengubah undang-undang pasal 9. Kozumi dan para pihak liberal mulai menekankan rasa cinta tanah air dengan mengabdi kepada tanah air, terutama masuk dalam militer Jepang. Bagi para pengamat, negara yang kuat memiliki tentara akan mudah melakukan tindakan untuk menguasai seperti Amerika dengan mudah menguasai Irak dengan dalih untuk demokrasi. Mungkin Jepang akan menjadi negara pada saat perang dunia yang begitu mudah menguasai negara jajahannya dan hancurnya perdamaian negara yang dijaga selama ini. Pihak kozumi akan bias mengubah isi undang-undang Jepang pasal 9 tentang militer Jepang jika menguasai 60% suara di parlemen, sedangkan hanya 40% suara menyetujui perubahan, 40% tidak setuju dan 20% tidak ikut suara.

Koizumi dan para pihak liberal masih menginginkan Jepang memiliki kekuatan militer. Jepang lupa apa yang terjadi dengan perang dunia kedua dan berakhirnya perang. Tidak mengoreksi diri, dengan mudah ingin mengubah isi perdamaian dengan kekuatan militer yang baru. Sedangkan Jepang seharusnya memperbaiki sejarah yang telah dibuat dengan tindakan mempertahankan isi arti perdamaian tanpa harus mengikuti tindakan Amerika dengan mengirim pasukannya ke Irak. Bagi pihak Cina dan Korea sampai sekarang buku sejarah yang diajarkan di sekolah masih terjadi penyimpangan. Itu terjadi karena selama ini pemerintah menyembunyikan arti dan kejadian selama perang dan setelah perang. Pihak Jepang juga menutupi kekejaman selama perang. Isi buku sejarah Jepang yang diajarkan di sekolah hanya menjelaskan Jepang untuk kemajuan negara memperluas kekuatan dengan membantu negara sekitar Jepang dengan bantuan. Oleh sebab itu bagi pihak Korea dan Cina, Jepang harus memperbaiki buku sejarah Jepang. Akan tetapi sampai sekarang masih belum ada perubahan. Oleh karena itu para dosen, pengajar dan pengamat sejarah dari Cina Jepang dan Korea membuat buku sejarah mengenai sejarah yang terjadi di ketiga negara untuk memperbaiki hubungan dan menjelaskan kepada masyarakat di ketiga negara isi sejarah yang terjadi. Mulai dari tahun 2001 sampai 2005 para pembuat buku sejarah baru Jepang Cina dan Korea berkumpul sampai terbentuknya buku sejarah baru yang berjudul Mirai o hiraku rekishi (membuka masa depan melalui sejarah). Buku ini dicetak dalam tiga bahasa (Jepang, Korea, Cina). ditujukan untuk masyarakat umum dan pelajar. Akan tetapi buku ini tetap tidak diperkenalkan oleh departemen pendidikan Jepang ke sekolah. Oleh sebab itu Jepang masih mempunyai masalah dalam buku sejarah yang harus diajarkan dan diperkenalkan untuk di sekolah.

Jepang terutama politikus telah melupakan pengalaman para tentara Jepang yang mengalami perang. Pengalaman pahit mereka dari ikut wajib militer sampai harus ikut berperang demi Kaisar dilupakan. Sedikit buku yang menjelaskan pengalaman mereka selama perang karena mereka malu apa yang mereka lakukan di dalam perang dan pemerintah juga menutupi hal yang terjadi pada mereka. Terutama apa yang terjadi di Okinawa saat dikuasai Jepang dan akhirnnya jatuh ke pihak Amerika. Korban yang jatuh bukan saja para tentara tetapi rakyat Okinawa. Sehingga bagi orang Okinawa Jepang tidak ikut mempertahankan dan membela negaranya. Oleh sebab itu masyarakat Okinawa sampai sekarang sangat menentang kependudukan militer Amerika. Tetapi masalah itu sampai sekarang masih belum diselesaikan. Bagi orang Okinawa, Okinawa adalah jajahan Jepang.

Masalah yang dihadapi Jepang adalah para kawula muda Jepang yang memahami arti perang, perdamaian dan korban perang sangat sedikit. Oleh karena itu tugas para pengajar dan pengamat sejarah untuk mempertahankan perdamaian negara dengan kegiatan perdamaian (seminar mengenai perdamaian dengan mengenang pemboman Hirsoshima dan Nagasaki). Apakah Jepang benar-benar berubah atau kembali mau ke masa imperalisme?

TEORI KELAS

♠ Posted by Aryni Ayu
Pendahuluan

Mempelajari Marxisme bukan hal yang mudah, disamping materinya banyak juga pembahasannya sangat mendalam. Saya mencoba untuk menuliskan tema-tema penting dalam teori Marxisme secara bersambung. Dengan harapan bisa menambah pengetahuan dan mengajak kawan-kawan semua untuk ikut berdebat aktif, saling berpolemik dan mengembangkan budaya kritik. Tak ada suatu kebenaran hakiki, tanpa didahului dengan perdebatan.

Seperti kita ketahui dalam ajaran Marxisme bersumber dari tiga bagian, namun untuk mempersempit pembahasan tema dan agar lebih intensif dalam mempelajari secara kronologis, maka sebaiknya dimulai dengan pembahasan tentang filsafat klasik jerman.

Pada abad ke 19, Inggris sudah menjadi negara Industri, Perancis berpengalaman dengan revolusi Perancis (1789), Jerman pada waktu itu masih dalam bentuk negara yang terpecah-pecah menjadi beberapa wilayah dan kota kecil. Namun di Jerman tumbuh pemikiran intelektual yang kritis, yang dikenal dengan kelompok Hegel muda (Junghegelianer[1]), yang sebelumnya terdapat pemikiran Immanuel Kant dalam idealisme spekulatif, serta utamanya pemikiran Hegel tentang hakekat kehidupan individu, yang dikembangkan oleh Marx menjadi sebuah ide yang realistis. Kelompok Hegel muda mulai merombak kesadaran dengan mengkritik pada agama, yang diibaratkan sebagai “Khayalan Kebahagiaan Rakyat” untuk menuju pada “Kebahagiaan yang sesungguhnya”). Menyikapi perubahan pada filsafat Feuerbach, bahwa kritik adalah sebuah pegangan awal: Watak ketuhanan hanyalah sebagai pakaian, watak manusia yang asing, yang sesungguhnya tak terletak pada jiwanya, tapi tertanam pada inti kehidupan. Jelas disini mulai merambah dari dunia “idealisme” menuju dunia “materialisme”. Tapi Marx tidak diam dalam pemikiran Materialisme abad ke 18, Marx terus mengembangkannya pemikiran filsafat itu. “Realisasi filsafat adalah tak ada bedanya dengan pengetahuan sejarah” (Marx/Engels). Dalam tesa ini teori masyarakat pada sejarah materialisme mulai di kembangkan dengan arah menuju sosialisme. “Filsafat tak dapat di realisasikan, tanpa mengangkat Proletariat, Proletariat tak bisa diangkat tanpa realisasi dari filsafat” (Karl Marx 1844).

Dialektika Materialisme:

Untuk mencari definisi yang jelas dari dialektika materialisme tidaklah mudah. Banyak tafsiran yang masih kabur.

Apakah Materialisme?

Marx menganggap sebagai sebuah “mekanis/seperti mesin” dan dikembangkan menuju “dialektika”. Dengan materialisme dia hubungkan dengan ilmu fisik klasik, namun tidak dibawa ke arah jembatan yang logis dari fisik ke filsafat, melainkan ke wilayah filsafat sejarah dan negara. Hobbes sudah mencobanya dengan sedikit hasil, dari ilmu fisik ke biologi, lalu ke psikologi sehingga mencapai pada teori politik. Filsafat materialisme adalah sebuah ajaran dari alam benda yang tetap tinggal mendekati fisik. Materialisme dalam etik atau sejarah materialisme, semata dimaksudkan sebagai materialisme saja. Kata materialisme mempunyai banyak arti. Dasar dari materialisme adalah materi sebagai salah satu realitas objektif, yang berdiri di luar dan tidak tergantung dari kesadaran manusia. Kesadaran sendiri, inti penemuan dan persepsi sedikit banyak loyal pada realitas objektif. Materi akhirnya sebagai hal primer, pokok, kesadaran sekunder di singkirkan. Materialisme adalah pengakuan objek a sich, atau di luar jiwa; sedang ide dan penemuan hanyalah sebuah tiruan atau salinan objek-objek. Materialisme arti selanjutnya bukanlah pandangan dunia, sejarah dan alam yang nyata, seperti keberadaannya tanpa keanehan idealis di dalamnya, alam dan masyarakat dalam keterkaitannya, dan bukan pada fantasinya. (Marx/Engels). Materialisme berkembang melawan idealisme dengan merujuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perjuangan kelas.

Dialektika materialisme berakar dari filsafat Hegel. Sebuah perkembangan dialektika yang mengacu pada sebuah kontradiksi. Yang terus maju dalam jenis dialog, dari sini nama dialektika berasal. Pertama, kita taruh saja satu kalimat, yang disebut “tesa”; yang kemudian di jawab dengan lawannya dengan “anti-tesa”, terjadi sebuah kontradiksi; dalam beberapa perkembangan diskusi akhirnya menghasilkan “sintesa”, sehingga kontradiksi telah terjawabkan. Tesa dan anti-tesa walaupun mereka saling bermusuhan, tetap saja menjadi satu: mereka membentuk lawan parnernya. Hegel menganggap dalam ritme dialektika, hukum berkembang untuk mengetahui sejarah dunia. Baginya sejarah dunia sama artinya dengan sejarah ide. Seorang pantheis/pengikut ketuhanan menganggap “Jiwa Dunia” bermanifestasi ke dalam ide, yang perlahan-lahan menapaki ke dalam sejarah. Mereka menukar seperti dalam dialog: pertama tesa, kemudian anti-tesa, akhirnya sintesa. Marx mengatakan; “metode dialektika saya tidak hanya berbeda dengan Hegel, tapi justru kebalikkannya. Hegel merujuk pada peristiwa kehidupan otak manusia, maksudnya “proses berpikir” di bawah simbol “ide”, bahkan kadang mengarah sangat subjektif, dunia nyata ada di luar, dalam bentuk fenomena “ide”. Bagi saya bertolak belakang, ide tidak lain sebagai reflek jiwa manusia dan dalam bentuk pemikiran yang diterjemahkan menjadi dunia materi”. Dari sudut pandang Hegel, mistik jiwa dunia dan idealisme tak bisa dialihkan sama sekali ke dalam ajaran materialisme. Marx beranggapan; pandangan dari “materialisme mekanik” dari Hegel itu salah dan cenderung kepartaian; satu satunya bentuk yang benar dalam Materialisme adalah dialektik.

Teori Kelas

Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial.. Dalam masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.

Saya uraikan sedikit mengenai gambaran kehidupan pada masyarakat Romawi. Ketika para penguasa Romawi pertama kali memperkenalkan istilah kelas (classis) untuk membagi penduduk ke dalam kelompok - kelompok pembayaran pajak, mereka tidak membayangkan akibat lanjut dari kategorisasi demikian. Kategori yang mereka buat setidaknya mengandung perbedaan penilaian terhadap penduduk. Di satu pihak adalah assidui[2], yakni orang yang termasuk ke dalam 100.000 penduduk yang mereka hormati; di lain pihak adalah proletarii, yakni orang yang memeiliki kekayaan yang terdiri dari sejumlah anak cucu (proles) dan yang menang atas lumpenproletariat, hanya karena dihitung menurut jumlah kepala (capita censi) mereka belaka. Seperti istilah golongan pendapatan orang Amerika, walau semula tak lebih dari sekedar kategori statistik, namun menyentuh sebagian besar persoalan peka mengenai ketimpangan sosial; begitu pula kelas-kelas Romawi kuno, membagi-bagi penduduk lebih dari sekedar unit-unit statistika belaka. Jika anak-anak muda itu mengatakan sebuah film itu hebat, itu berarti termasuk film kelas utama atau kelas tinggi. Begitu pula jika dikatakan: orang Romawi adalah classis atau classicus, itu berarti bahwa ia termasuk ke dalam kelas utama atau kelas tinggi, kecuali jika secara explisit ia dinyatakan sebagai orang dari kelas ke lima atau proletar.

Dalam makna istilah kelas dapat ditemukan di semua bahasa-bahasa Eropa di penghujung abad ke-18. di abad ke-19, konsep kelas secara bertahap memperoleh corak yang makin pasti. Adam Smith telah berbicara mengenai “si miskin” atau “kelas pekerja”. Di dalam karya Ricardo dan Ure, Saint Simon dan Fourier, dan tentu saja di dalam karya Marx dan Engels, “kelas kapitalis” muncul di sepanjang “kelas pekerja”, “kelas si kaya” di samping “kelas si miskin”, “kelas borjuis” disamping “kelas proleratiat” (yang telah menyertai semua konsep kelas yang yang semula berasal dari Romawi). Sejak konsep kelas khusus in diterapkan petama kali di abad ke-19, sejarah konsep ini telah menjadi sangat pentingnya dalam masyarakat yang dibentuknya.

Kesulitan pertama yang langsung kita hadapi ketika membahas mengenai kelas sosial dari pandangan Karl Marx adalah bahwa, meskipun Marx sering berbicara tentang kelas - kelas sosial, ia tidak pernah mendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah “kelas”. Seakan - akan arti kata itu sudah jelas dengan sendirinya. Pada umumnya, mengikuti sebuah definisi Lenin, kelas sosial dianggap sebagai golongan sosial dalam sebuah tatanan masyarakat yang dtentukan oleh posisi tertentu dalam proses produksi. Itupun belum jelas seratus persen. Apakah para cendikiawan merupakan sebuah kelas tersendiri (pada umumnya disangkal oleh kaum marxis)? Bagaimana halnya golongan pegawai negeri baik sipil maupun militer. Mahasiswa dianggap bukan kelas sosial. Lalu mereka itu apa? Begitu pula tidak jelas apakah kelas merupakan kenyataan selama seluruh sejarah. Apakah dalam semua kebudayaan pasca primitif terdapat kelas sosial? Pertanyaan ini pada umumnya dibenarkan, terutama karena kalimat termasyhur pada permulaan manifesto komunis: “Sejarah semua masyarakat yang ada hingga sekarang ini adalah sejarah perjuangan kelas”. Tetapi dalam tulisan Marx ada juga indikasi bahwa, bertentangan dengan hal itu, kelas sosial merupakan gejala khas masyarakat pascafeodal, sedangkan golongan sosial dalam masyarakat feodal dan kuno lebih tepat disebut “kasta”.

Dasar anggapan kedua adalah bahwa bagi Marx sebuah kelas baru dianggap kelas dalam arit sebenarnya, apabila dia bukan hanya secara objektif merupakan golongan sosial dengan kepentingan tersendiri, melainkan juga secara subjektif menyadari diri sebagai kelas, sebagai golongan khusus dalam masyarakat yang mempunyai kepentingan-kepentingan spesifik serta mau memperjuangkannya. Dalam arti ini hanya kelas buruh industri[3] yang merupakan kelas dalam arti yang sebenarnya, dan meskipun kurang tajam juga borjuis (dan pada akhir abad ke 20 juga kum tani di negeri industri maju yang barangkali merupakan kelas sosial paling militan dalam masyarakat mereka).

Ada beberapa unsur dalam teori kelas Karl Marx yang perlu diperhatikan. Pertama, tampak betapa besarnya peran segi struktural dibandingkan segi kesadaran dan moralitas. Pertentangan antar buruh dengan majikan bersifat objektif karena berdasarkan kepentingan objektif yang didasarkan kedudukan mereka masing-masing dalam proses produksi. Kedua, karena kepentingan kelas pemilik dengan kelas buruh secara objektif bertentangan, mereka juga akan mengambil sikap dasar yang berbeda terhadap perubahan sosial. Kelas pemilik, dan kelas-kelas atas pada umumnya mesti bersikap konserfatif, sedangkan kelas buruh, dan kelas-kelas bawah pada umumnya, akan besikap progresif dan revolusioner. Ketiga, dengan demikian menjadi jelas mengapa bagi Marx setiap kemajuan dalam susunan masyarakat hanya dapat tercapai melalui revolusi. Begitu kepentingan kelas bawah yang sudah lama ditindas mendapat angin, kekuasaan kelas penindas mesti dilawan dan digulingkan. Apabila kelas bawah bertambah kuat, kepentingannya pun akan mengalahkan kepentingan kelas atas, jadi akan mengubah ketergantungan dari pada pemilik dan itu berarti membongkar kekuasaan kelas atas.

Di dalam teori kelas Karl Marx ketiga dasar-dasar pemikirannya dihubungkan. Marx mengambil istilah kelas dari ahli ekonomi politik, penerapannya pada kapitalis dan proletariat berasal dari pemikiran sosial utopis perancis, konsep perjuangan kelasnya didasarkan atas dialektika Hegel. Teori kelas menetapkan hubungan problematis antara analisa sosiologis dan pemikiran filosofi di dalam karya Marx. Keduanya dapat dipisahkan dan harus dipisahkan, tetapi dalam proses pemisahan ini, teori kelas dipotong menjadi dua bagian, sebab teori kelas itu selain sebagai dasar bagi filsaat sejarah Marx, adalah juga sebagai peralatan analisisnya tentang dinamika masyarakat kapitalis[4].

Contoh Kasus yang berhubungan dengan Teori Kelas

Istilah proletariat di Indonesia seringkali diganti dengan kata ‘buruh’ (seperti dalam kalimat: “kediktatoran proletariat” diganti dengan “kediktatoran buruh”). Di Indonesia, kata ‘buruh’ di pikiran sebagian besar masyarakat di Indonesia seringkali hanya berarti ‘pekerja industri kerah biru[5]‘; yang dengan demikian terminologi tersebut justru mengalienasikan dan mereduksi makna proletariat itu sendiri (dalam kenyataannya pekerja kerah putih tidak mau mendefinisikan dirinya sebagai buruh). Hal ini sebenarnya digunakan untuk memecah kesadaran dan solidaritas yang dapat muncul apabila seluruh proletariat menyadari persamaan diri mereka semua sebagai sebuah kelas-satu-satunya kelas yang mampu mengubah arah sejarah. Dalam era masuknya ideologi Marxisme di Indonesia, para Marxis menggunakan terminologi ‘buruh’ untuk mendefinisikan proletariat dan “pemerintahan buruh tani” sebagai sebuah kediktatoran proletariat. Pada masa tersebut, proletariat di Indonesia yang terkuat dan menjadi basis massa perjuangan mereka adalah para pekerja paling rendah secara hirarki sosial di era kolonialisasi Belanda dan Jepang, karena hanya mereka yang paling signifikan untuk bangkit disebabkan oleh penindasan dan kemiskinan yang ekstrim. Tapi sejalan dengan perkembangan sistem kapitalisme internasional menjadi sistem kapitalisme lanjut, yang walaupun masih memegang pola dasar operasi kapitalisme lama, ia mengubah berbagai bentuk kerja dari awalnya yang sekedar kerja industri, menjadi bentuk-bentuk kerja dalam bentuk layanan jasa dan kerja abstrak (kerja dengan menekankan pada kemampuan otak dan kreatifitas, bukan lagi fisik) sebagai salah satu garda depan invasi mereka. Pemerintahan Suharto dengan jeli melihat hal ini dan mempopulerkan terminologi ‘pekerja’ atau ‘karyawan’ untuk menghapuskan dan memecah definisi ‘buruh’ yang dipopulerkan oleh gerakan Marxis sebelumnya.

Sementara di sisi lain, Suharto, dengan Menteri yang sangat anti-komunis Prof. Dr. Nugroho Notosusanto dalam jajaran kabinetnya, mulai mempopulerkan terminologi ‘pekerja’ dan ‘karyawan’ bagi para pekerja layanan jasa dan kerah putih, serta ‘buruh’ bagi pekerja industri kerah biru. Hasilnya, para proletariat baru, yang mendefinisikan diri mereka berbeda dengan proletariat lainnya berdasarkan cara kerja mereka, upah dan kenyamanan material yang mereka peroleh, benar-benar mulai terpisah dari kesadaran akan kelasnya yang sesungguhnya. Memperhatikan bahwa terminologi ‘buruh’ kini hanya mendeskripsikan ‘pekerja industri kerah biru’ dan semakin mengalienasikan dan memecah kesadaran kelas proletariat, maka itu alasannya mengapa perlu ada batasan tegas antara terminologi ‘pekerja’ bukan ‘buruh’ sesuatu yang justru menjadi semakin kabur di tengah propaganda pecah-belah dari kapitalis. Hal ini dilakukan bukan untuk menyatakan bahwa rezim Suharto benar, tetapi karena terminologi ini memberi aspek penekanan pada kata ‘kerja’ itu sendiri semenjak seluruh kelas proletariat terikat dengan keharusan untuk ‘bekerja’ dan mengembalikan konteks dasar konsep Marxian bahwa kerja adalah bagian instrinsik dari perkembangan kehidupan manusia. Dan dengan penggunaan terminologi tersebut, saat di sini disebutkan tentang pekerja, maka yang dimaksudkan adalah seluruh proletariat, yang tentu saja bukan hanya sekedar pekerja industri kerah biru. Penggunaan terminologi PSK (pekerja seks komersial) yang digunakan dan dipopulerkan kebanyakan oleh para feminis untuk menggantikan terminologi WTS (wanita tuna susila) atau ‘pelacur’ adalah sebuah contoh yang baik tentang bagaimana mereka yang menjual seksualitas tubuhnya adalah juga bagian dari kelas pekerja atau proletariat; terminologi tersebut juga mulai mengubah paradigma umum bahwa hanya perempuanlah yang bekerja menjual seksualitas tubuhnya seperti dalam kata WTS yang begitu populer di tahun-tahun 1980-an. Kesadaran bahwa bahasa sangat berpengaruh dalam pembentukan proses kesadaran akan kelas, seharusnya mulai diperhatikan semenjak demagogi bahasa telah mendominasi mayoritas benak para pekerja kerah biru atas nama ‘budaya buruh’ atau ‘kultur proletariat’.

Dengan demikian juga, mengapa istilah proletariat menjadi penting. Karena ia mampu melampaui perdebatan antara mereka yang menganggap diri buruh, karyawan, pegawai, pekerja, dan mendefinisikan mereka semua dalam satu definisi: proletariat. Dan dengannya, maka May Day sudah selayaknya menjadi hari kita semua, hari di mana proletariat mengingatnya sebagai hari perang kelas, hari penentangan proletariat terhadap kerja-upahan, terhadap kapitalisme. Bukan hanya hari milik para Marxis dan pekerja industri kerah biru, melainkan juga pekerja kerah putih, pelajar dan mahasiswa, ibu rumah tangga, penganggur, pekerja jasa, dan siapapun juga yang merayakannya atas nama mereka sendiri, bukan lagi atas nama solidaritas terhadap pekerja industri kerah biru. Tapi atas nama diri kita sendiri, diri kita semua, demi solidaritas universal sesama proletariat, bukan hanya bagi kerah biru.

Tinjauan Pustaka

Dahrendorf, Ralf. 1986. Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri. Jakarta: CV. Rajawali.

Henslin, James M. 2007. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kelas_sosial

http://reklamasimayday.multiply.com/journal/item/8

Kusumandaru, Ken Budha. 2004. Karl Marx, Revolusi, dan Sosialisme. Yogyakarta: Resist Book.

Ritzer, George. 2009. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Suseno, Franz Magnis. 2001. Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionerisme. Jakarta: PT. Gramedia.
[1] Junghegelianer, adalah kelompok mahasiswa yang memakai filsafat Hegel sebagai alat kritik terhadap kekolotan negara Prusia. (Sumber: Franz Magnis Suseno halaman 47).

[2] Baca Dahrendorf (1984) dalam bukunya “Konflik dan Konflik dalam Masyarakat Industri”.

[3] Kelas buruh atau sering disebut Proletariat berasal dari revolusi industri… (yang mana) ditandai dengan ditemukannya mesin uap, berbagai mesin yang dapat berputar, perkakas tenun mekanik dan sederetan berbagai alat mekanik. Mesin-mesin ini, yang sangat mahal harganya dan yang dengan demikian hanya bisa dimiliki oleh para kapitalis besar, mentransformasikan corak produksi secara keseluruhan, dan menggantikan pekerja-pekerja pada masa tersebut, karena mesin-mesin tersebut mampu menghasilkan komoditi-komoditi yang lebih murah dan lebih baik daripada yang mampu diproduksi oleh para pekerja yang bekerja secara tidak efisien dengan menggunakan tangan. Mesin-mesin tersebut menempatkan keseluruhan industri ke tangan-tangan pada kapitalis besar dan membuat seluruh milik para pekerja menjadi tidak berguna. Hasilnya, para kapitalis dengan segera memiliki segalanya di tangan mereka dan tak ada yang tersisa bagi para pekerja. (Friederich Engels) dimabil dari :Henslin, James M. 2007. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga

[4] Diambil dari Suseno, Franz Magnis. 2001. Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionerisme. Jakarta: PT. Gramedia. Halaman 111-112.

[5] Istilah yang sering mendefinisikan kaum buruh yakni sebagai pekerja yang melakukan pekerjaan dengan tangannya atau mencari nafkah dengan tenaga fisik. (Sumber: pustaka.unpad.ac.id).

Bye – Bye Untuk Kebiasaan Buruk Berbusana

♠ Posted by Aryni Ayu


Banyak wanita merasa sudah berbusana dengan tepat. Sehingga, ia tidak meminta pendapat orang lain atau mencari referensi soal mode. Hal ini membuatnya seringkali terjebak dalam kebiasaan buruk saat berbusana.
Agar Anda terhindar dari masalah ini, ketahui kebiasaan buruk saat berbusana berikut, seperti dilansir dari sheknows.com. Tentunya, agar penampilan Anda semakin maksimal.


- Selalu senada
Konsep senada atau matching, tidak harus selalu diterapkan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jika Anda menyukai warna merah, tidak harus mengenakan baju warna merah, tas merah, sepatu merah dan juga lipstik dengan warna senada. Ini justru akan membuat penampilan terlihat aneh. Pilih dua atau tiga item fashion saja yang senada. Hal ini akan membuat tampilan terlihat jauh lebih menarik.
- Terobsesi tren
Tren tidak harus selalu diikuti, tetapi akan lebih tepat jika Anda menyesuaikannya dengan gaya sendiri. Tidak masalah jika mencari tahu tren terbaru, tetapi akan lebih baik Anda mengembangkan gaya sendiri. Bukan hanya lebih pas dalam hal penampilan, Anda juga memiliki gaya unik tersendiri.
- Aksesori berlebihan
Aksesori memang memiliki efek besar dalam mengubah penampilan. Tetapi jangan mengenakannya secara berlebihan. Jika kalung yang Anda kenakan penuh dengan detail, sebaiknya padukan dengan anting atau gelang yang berdesain simpel. Jangan sampai penampilan Anda terkesan "ramai" karena aksesori.
- Terlalu banyak motif
Motif memang menjadi salah satu tren di 2011, seperti polkadot, bunga-bunga atau abstrak. Tetapi, sebaiknya hindari memadukan atasan dan bawahan dengan motif yang ramai, pilih salah satu saja. Misalnya jika Anda ingin membuat kesan pinggang yang lebih kecil, padukan atasan motif bunga dengan celana warna gelap. Atau, Anda bisa juga memadukan atasan polos dengan rok bermotif polkadot.

Chacapoyas, Peradaban Pra Inca

♠ Posted by Aryni Ayu in


Peradaban Pra Inca, menjadi basis terbentuknya kolaborasi kebudayaan dan mitologi antara suku Inca dengan suku – suku sebelumnya yang pernah hidup di wilayah Peru bernama Chacapoyas. Merupakan seperangkat kota kuno yang berisi peradaban pra Inca yang sempat terkubur selama ratusan tahun dan berhasil diketemukan oleh para ahli erkeologi pada tahun 2008, di Puncak Amazon Peru. Kota kuno bernama “Chachapoyas yang sifat kebudayaannya dilansir oleh para peneliti tidak jauh berbeda dengan suku Inca, yang konon disebut sebagai negeri “orang – orang awan”. Persepsi ini kemungkinan besar timbul akibat acuan puncak pegunungan Andes yang berselimut awan. Meskipun kehidupan dan kebudayaan Chachapoyas telah berlangsung sejak abad ke – 9, namun sampai sekarang masih sedikit pprosentasenya untuk mengungkap tentang kehidupan mereka akibat dari terbatasnya catatan sejarah yang ditinggalkan serta terisolirnya tempat tersebut. Hanya ada serangkaian jejak peradaban kota Chachapoyas sebagai corak dari kebudayaan masyarakatnya yang masih terkubur dalam sejarah. Berikut merupakan bukti – bukti sejarah peninggalan Kota Kuno Chachapoyas yang ditemukan oleh tim ekspedisi Arkeologi pada tahun 2008 di hutan lebat Amazon, yaitu sebagai berikut :
a. Patung – patung Chachapoyas
Patung Negeri Awan



Patung – patung berderet yang ditemukan di kota kuno dan terbuat dari bahan material Clay dan Plant matt ini tak jauh beda dengan tempat pemakaman. Di setiap patung – patung yang berjajar menunjukkan strata, melambangkan tokoh yang dimakamkan disana serta menunujukkan peranan orang – orang yang pada saat itu hadir dalam kehidupan Kota Chachapoyas. Diantaranya seperti patung – patung dengan sebutan “prajurit awan” yang posisinya menghadap kearah matahari. Hingga kini, prajurit – prajurit tersebut tetap berdiri tegak menemani peradaban manusia yang kian maju.

Mereka melambangkan keperkasaan masyarakat Chachapoyas di masa itu. Makam dari tokoh – tokoh ini diantaranya terletak di Chullas yang isi tebingnya dicat dengan atap runcing, khususnya seperti yang ditemukan di daerah Revast. Lebih unik lagi dan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat modern, posisi dari patung – patung berisi mumi tersebut sangat sulit dijangkau. Entah bagaimana masyarakat di zaman itu membawa serta menempatkan hasil budayanya di lokasi tersebut. Hal ini terungkap karena berdasarkan penelitian oleh para ahli arkeolog, tidak ada satupun rute jalan yang bisa diakses untuk menuju lokasi pemakaman, yakni tempat peletakkan patung para tokoh Chachapoyas. Ditambahkan lagi dengan adanya informasi yang menyatakan bahwa situs Karijan tersebut dibangun selama hampir 1 Milennium, turut menambah serangkaian teka – teki yang masih belum terungkap dibalik keberadaan Kota Kuno Chachapoyas.

b. Bangunan – bangunan di Tepi Jurang





Bangunan – bangunan yang berada di tepi jurang turut menambah serangkaian kebudayaan yang terbentang di Kota Chachapoyas, sebuah kota yang masyarakatnya hancur akibat dari penyerangan bangsa Inca di abad – 15. Dimana bangunan – bangunan tersebut ditemukan oleh para ahli arkeologi di tahun 2008 bersamaan dengan temuan benteng – benteng dari batu, sisa – sisa tembok yang didalamnya memuat berbagai pahatan lukisan, dan kesemuanya tersebut tereletak di tepi jurang. Apa yang membuat peninggalan dari karya Kota Chachapoyas tersebut berada di tepi jurang dan tentunya ada pada lokasi yang tinggi lebih diasumsikan karena masyarakatnya ingin melindungi diri mereka dari serangan musuh seperti bangsa Inca.

Komplek Kuelap



Selain itu terdapat pula sebuah tempat bernama “Kuelap”, yakni salah satu peninggalan konstruksi Chachapoyas yang didalamnya terdapat sekitar 400 ratus gedung dengan kemungkinan terbesarnya ditempati oleh 3500 jiwa masyarakat awan. Kuelap ini dianalisis sebagai benteng monumental yang berada 9500 meter di atas permukaan laut dan dialpisi oleh batu – batu besar diluar konstruksi bangunannya. Kompleks Kuelap ini menjadi bagian dari rekaman sejarah masyarakat Kota Chachapoyas yang telah begitu tinggi peradaban serta kebudayaan di masanya yang diperkirakan telah hidup lebih dari 1000 tahun lalu tepatnya sebelum abad ke – 9.
Dibalik kejayaan peninggalan kebudayaannya, serta sedikitnya catatan sejarah yang mereka tinggalkan. Dapat dilansir bahwa diakhir kekuasaannya, masyarakat Chachapoyas seperti yang telah dijabarkan mendapat serangan dari suku Inca yang pada saat itu tengah mengalami kejayaan hegemoninya pada abad – 15. Meskipun mereka mencoba melawan penyerangan secara ofensif dari suku Inca namun nyatanya di abad itu pula menandai hancurnya peradaban masyarakat Chachapoyas. Sejak kehancuran bangsa ini, peradaban Inca terus menerus mecoba mengkolaborasikan kebudayaan mereka dengan kebudayaan Chochopoyas. Ada pula informasi yang menyebutkan bahwa sisa dari suku – suku Chachapoyas berusaha membuat kerjasama dengan bangsa Spanyol yang datang pada tahun 1535,tapi naas, akibat dari datangnya penyakit cacar, peradaban Chachapoyas itu benar – benar hancur dan populasinya pun menghilang. Hal inilah yang juga menyebabkan mengapa begitu sedikit catatan sejarah yang ditinggalkan oleh mereka.

One Opinion About Love

♠ Posted by Aryni Ayu in
Three kinds of false love often distract us away from the real thing. These three kinds are dependency, power and addiction.

We see dependency when people crave to be the center of their partner’s entire universe, demanding to be waited on and fussed over the way a dependant, helpless child is fussed over by their all-protective parent. “If you loved me you would have washed my clothes, gone to the store for me, carried my packages, etc.”

It would be nice to return to childhood and have somebody standing between us and the big bad world, but it is not a fair to our partner, and it weakens us when we refuse to develop our own strengths.
We see power when people play games like always threatening to leave so they will be begged to stay, or holding up some important project of their partner’s until they get their way. At that moment they feel important, they feel “loved.” But that’s just a power trip.

We see addiction when people tell themselves, “I must love my partner so, look how much I need them.” Love and need are completely different things. Someone can be so strung out on another that they chase them the way a crack head chases a pipe, but that’s not really love.

Once we throw out the false loves of dependency, power and addiction, we will be left with true love, or at least with a clear space into which it may enter. Now we can consider how to keep love. In my experience three factors are especially important: equality, honesty and fighting fair.

Equity starts with the notion that my partner is a real person just like me. We work together and there is a basic fairness. What goes for them goes for me. Sounds pretty obvious, but unfortunately it’s not. My European friends tease me about this part of our culture and say that American love is half romanticism and half consumerism…

The romanticism comes from the countless sappy American movies and books, which tell us that there is a “perfect” person out there, and that God or Fate somehow owes us this person. The consumerism comes from being used to getting exactly what we want when we want it. Put these together and it’s hardly surprising that some people feel entitled to a sort of fast food McMate, who is supposed to pop out of the woodwork with nothing better to do in life than serve up everything our way. And since the McMate will be “perfect” – in other words, a narcissistic extension of our own personality – we will never fight or argue. What a dream!

What might not be obvious is that this is really a dream of a product, not a person at all. At best it is a job description: cabin boy on my cruise ship of life. But just as there is no equity between us and cabin boys and waiters there can be no equity between us and persons magically sent by God to be perfect for us. In both cases, the idea is, they work for us. We are entitled to what they give. This leads to one of the greatest paradoxes of all. Someone who is almost the perfect person may be treated as a waiter, while an ordinary ruffian may be treated with greater respect and dignity. This observation is the source of greatest hilarity among my European friends, many of whom have lived here and seen it firsthand.

You can test for equity with the simple “golden rule” test: are there things my partner does or says to me, that they would never suffer to be done or said to them?

Honesty is fairly self-explanatory, but it also means being honest about who you are and not fronting to anyone about that.

Fighting fair means attacking the issue in front of you, fighting foul means attacking the person in front of you. An especially damaging tactic is listing, where every fight brings out a long list of every real or imagined offense you have ever suffered before. Basically, this signals to your partner: “Remember when I said I forgave you for that? I lied.” This erodes your partner’s trust in you when you say important things like, “I forgive you,” or even, “I love you.”
To sum it all up, to have love and a good relationship, remove dependency, power trips, and addiction. In their place, cultivate equity, honesty, and fighting fair.

Eric B. Griswold is Director of the nonprofit Institute for Thought, and a member of the American Association for the Advancement of Science, voting section: Psychology.

Enam Kerusakan Hari Valentine Day

♠ Posted by Aryni Ayu

Alhamdulillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kama yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentines Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentines day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.

Cikal Bakal Hari Valentine

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentines Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentines Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:

1. Valentines Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentines Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.

Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.

Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.

Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho Ash Shiroth Al Mustaqim (Taliq: Dr. Nashir bin Abdil Karim Al Aql, terbitan Wizarotusy Syuun Al Islamiyah).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ

“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.”(HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho, 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwaul Gholilno. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman

Allah Taala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah Taala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi bin Anas.

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk aib (Lihat Iqtidho, 1/483). Jadi, merayakan Valentines Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Anta maa man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat

“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”

Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina

Perayaan Valentines Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Naudzu billah min dzalik.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Taala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro [17]: 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan Janganlah melakukannya. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan

Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Masud dan Ibnu Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Quran Al Azhim)

Penutup

Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentines Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Taala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

Iklan Luar Ruang, Simbol Modernitas atau Sampah Visual?

♠ Posted by Aryni Ayu in


Mengamati perkembangan kota-kota besar di Indonesia memang sangat menarik dan mengasikkan. Dalam sepuluh tahun terakhir telah terbangun berbagai gedung pencakar langit, yang pertumbuhannya begitu cepat, sehingga terkadang kita terkaget-kaget melihat perkembangan suatu kota yang telah lama tidak dikunjungi.

Perkembangan kota-kota besar tersebut biasanya diikuti oleh berbagai iklan luar ruang yang terlihat begitu padat di pinggiran jalan, sekitar traffic light, atas rumah warga, pertokoan kecil dan mall-mall yang berdiri gagah sebagai simbol kapitalisme. Sehingga tak salah jika banyak pengendara motor dan mobil yang kadang asik melihat-lihat iklan luar ruang atau malah terganggu atas kehadiranya. Disitulah kapitalisme memanfaatkan ruang-ruang sepanjang kota yang sering dilewati oleh banyak orang untuk semakin menancapkan cengkramannya lewat media seperti iklan.

Mubarak is Game Over

♠ Posted by Aryni Ayu in


Demo besar-besaran di mesir [terhipnotis] seperti yang telah kita lihat banyak videonya di Koleksi Video Demonstrasi Mesir Terbaru (Update), ternyata berhasil menumbangkan Presiden Hosni Mubarak, pentolan tertinggi dari rezim yang telah berkuasa di Mesir selama 30 tahun. Mirip dengan presiden Soeharto di negeri kita. Bahkan mirip juga detik-detik kejatuhannya dari singgasana.

Kejatuhan rezim ini merupakan malam bersejarah bagi Mesir, dan puluhan juta orang berpesta menyambutnya. Puluhan juta rakyat Mesir bersuka cita menyusul turunnya Hosni Mubarak dari kursi kepresidenan. Di banyak tempat mereka menunjukkan kebahagiaannya dengan berbagai cara.

Pelukan, air mata, dan teriakan kebahagiaan membahana dari seluruh penjuru Mesir malam ini, Jumat (11/2/2011). Reuters memberitakan orang-orang berdansa, meniup terompet, dan banyak yang mengibar-ngibarkan bendera nasional Mesir.

"Rakyat telah menumbangkan rezim," teriak massa yang berada di Lapangan tahrir.

"Allah Akbar. Saya orang Mesir. Saya bangga sebagai orang Mesir," begitu kata mereka.

"Terima kasih ya Tuhan, saya jadi pengangguran karena dia (Mubarak-red), kehidupan sangat susah, sekarang saya akan memulai hidup baru," ujar Ahmed (35) di Istana Presiden.

"Terima kasih, terima kasih Tuhan, ketidakadilan telah sirna dan segalanya akan lebih baik. Jika tidak (membaik-red), kami akan kembali ke jalan dan menuntut perubahan," tutur seorang pemilik toko roti, Reda Alrouby (37).

Riuh gegap gempita seketika menyeruak saat Wakil Presiden Mesir, Omar Sulaiman mengumumkan pengunduran diri Presiden Mesir, Hosni Mubarak. Mulai malam ini Hosni tidak lagi menjadi presiden di tanah pharaoh alias firaun itu.

"Hari ini Hosni Mubarak memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden Mesir," ujar Sulaiman saat pengumumankan pengunduran diri Mubarak seperti dilansir dari TV CNN, Jumat (11/2/2011).

Pengunduran diri Mubarak ini langsung disambut histerias warga Mesir. Mereka meneriakan yel-yel dan merayakan perjuangan mereka untuk menurunkan rezim otoriter yang telah membelenggu Mesir selama 30 tahun ini.

Saat ini ribuan warga Mesir juga masih penunggu pernyataan politik militer Mesir atas mundurnya Mubarak. Unjuk rasa besar-besaran juga telah menyebar ke sejumlah kota, bukan hanya Kota Kairo dan Alexandria. Selain itu sasaran pengunjuk rasa kini menyebar mulai dari gedung-gedung pemerintah, gedung televisi dan radio pemerintah, dan istana kepresidenan, dan juga tempat tinggal Mubarak di Alexandria.

Kronologi Tumbangnya Rezim Mubarak

Demonstrasi yang dilakukan warga Mesir untuk menumbangkan Mubarak bukan hal mudah, 18 hari warga turun ke jalan. Seratusan warga meninggal dan ratusan lainya luka-luka, tidak sedikit pula yang ditahan oleh rezim yang berkuasa.

Demo anti pemerintah berkuasa di Mesir pertama kali terjadi pada Selasa (26/1/2011) lalu. Negeri pemilik terusan Suez ini terinspirasi gerakan revolusi di Tunisia. Para demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Mesir Hosni Mubarak. Warga juga menginginkan adanya undang-undang yang mencegah seorang presiden berkuasa lebih dari dua periode.

Demonstrasi ini sempat terjadi bentrokan, bahkan tiga orang tewas. Ketiganya adalah dua demonstran dan satu polisi. Sekitar 250 orang juga terluka dalam insiden itu. Aksi menolak kepemimpinan Mubarak, sejak saat ini terus berkembang. Tidak saja di Kota Kairo, demo juga melanda kota-kota seperti Alexandria, dan kota-kota lainnya.

Sepekan kemudian tepatnya 30 Januari, Mubarak menunjuk seorang Wakil Presiden yakni Omar Suleiman. Penunjukan wakil ini merupakan kali pertama selama Mubarak berkuasa. Namun ribuan warga terus menentang dan mendesak tentara untuk bergabung dalam demonstrasi memaksa Mubarak turun dari kekuasannya.

Menurut berbagai perkiraan sekitar 100 orang telah tewas selama seminggu demonstrasi di Mesir. Sumber-sumber medis mengatakan sedikitnya 1.030 orang terluka di Kairo, termasuk di antaranya tiga petugas polisi Kairo.

Aksi kekerasan terus meluas di Mesir. Polisi menembak mati 17 orang di Beni Suef, selatan Kairo, karena melakukan penyerangan ke kantor polisi. Mereka menuntut Mubarok menarik polisi dari penjagaan demonstrasi di Mesir.

Lebih dari sepekan didemo rakyatnya, pada Rabu (2/1/2011) Mubarak kembali memberikan pernyataannya. Presiden dengan kekayaan lebih dari Rp 300 triliun menyatakan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu Mesir pada September 2011 nanti.

Mubarak mengatakan, dirinya ingin mengakhiri jabatannya sebagai Presiden Mesir dalam suasana damai, tanpa kekerasan. "Saya menginginkan suasana damai dalam transisi kepemimpinan di Mesir," ujar Mubarak yang dipancarluaskan lewat media televisi.

Pernyataan ini masih tidak membuat publik puas. Yang mereka tuntut adalah pengunduran diri Mubarak saat ini juga. Demontrasi terus berlanjut di lapangan Tahrir, pusat kota Kairo, hingga akhirnya massa mengepung istana kepresidenan. Bahkan saat istana dikepung, sang presiden beserta keluarga dikabarkan telah meninggalkan Kairo. Massa pun tetap pada tuntutannya, mereka terus meneriakkan agar mubarak lengser keprabon.

Hingga pada malam harinya tuntutan mereka bisa tercapai, Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman akhirnya mendeklarasikan kemunduran Mubarak sebagai presiden di Mesir.

"Hari ini Hosni Mubarak memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden Mesir," ujar Sulaiman saat pengumumankan pengunduran diri Mubarak.

Dengan mundurnya orang nomor satu di Mesir ini segera disambut gegap gempita dari seluruh penjuruh Mesir. Kurang lebih 20 juta warga Mesir merayakan kemenangan atas mundurnya rezim Mubarak.

Mundurnya Mubarak ini sekaligus membuat vacuum of power di negara piramid itu. Majelis militer Mesir pun dikabarkan mengambil alih tanggung jawab pemerintahan sementara yang ditinggalkan Mubarak.


Hamas Berpesta di Gaza Rayakan Mundurnya Mubarak

Hamas bergembira menyambut mundurnya Presiden Mesir Hosni Mubarak. Pendukung Hamas di Gaza, Palestina memasang kembang api dan menembakkannya ke udara. Mereka ikut berpesta dan merayakan kemenangan revolusi Mesir.

"Mundurnya Presiden Hosni Mubarak adalah kemenangan awal revolusi di Mesir," kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri seperti dikutip Reuters, Sabtu (12/2/2011).

Mundurnya Mubarak dinilai hasil pengorbanan dan perjuangan rakyat Mesir. Setelah kabar pengunduran diri Mubarak tersebar, penduduk Gaza segera menembakkan senjata api ke udara. Kembang api juga terlihat di angkasa.

Mundurnya Mubarak ini tentu disambut gembira Hamas. Bukan tanpa alasan, Mubarak dinilai pro Israel dalam setiap keputusan. Misalnya saja kebijakan memblokade perbatasan Rafah. Selain itu revolusi Mesir juga didorong Ikhwanul Muslimin Mesir yang disebut dekat dengan Hamas. Bahkan Hamas disebut merupakan perwakilan Ikhwanul Muslimin di Palestina.

"Kami berharap pemimpin baru Mesir mengambil keputusan cepat untuk membuka blokade atas Gaza dan membuka perbatasan Rafah secara permanen. Mengizinkan orang-orang untuk melintas batas agar Gaza bisa dibangun kembali," kata Abu Zuhri.

Siap - siap berganti ZODIAK (Ophiuchus)

♠ Posted by Aryni Ayu in
.....Sha la la la la mana bintangmu,Sha la la la la ini bintangku, Marilah kita tebak tebakan Pribadimu pribadiku...


Masih ingat semasa kecil lagu orang dewasa yang berjudul Bintangku Bintangmu, yang barusan diketahui kalau yang menciptakan adalah Pengantar Minum Racun (PMR).
Lagu tersebut menceritakan tentang zodiak atau dalam bahasa biasa kita sebut dengan bintang. Apa sebenarnya zodiak itu ?, sebenarnya zodiak melambangkan rasi bintang. Rasi Bintang adalah sekumpulan bintang yang membentuk suatu pola tertentu. Di tata surya terdapat 88 rasi bintang. Ada yang berbentuk Angsa, Layang-layang dan lain-lain
Contoh : Rasi Orion(Waluku) , Ursa Mayor(biduk) , Crux(layang-layang) , Lyra , Cygnus , Ursa Minor, Canis Major, Altair , Serpens Caput ,Serpens Cauda , Centaurus (nama yang sering digunakan di Narnia) , dll, Sekumpulan dari rasi bintang akan dilewati oleh arah lintasan matahari. Matahari seolah-olah terlihat mengelilingi bumi kita akan membentuk pola lintasan yang disebut bidang eliptika. Rasi bintang yang berpotongan dengan bidang eliptika disebut dengan zodiak.


Kenapa ada zodiak dalam pribadi kita ?, jawabannya karena ada ilmu astrologi. Astrologi mendasari ilmunya pada pergerakan benda-benda langit antara lain matahari, planet-planet, bintang, dan bulan. Para astrolog percaya bahwa posisi benda-benda langit ini berpengaruh pada kehidupan manusia dan peristiwa masa depan yang akan terjadi dapat diramalkan berdasarkan posisi benda langit tersebut.
Sebelumnya kita mengenal zodiak berjumlah 12, yaitu :

1. Capricornus: Kambing laut, Matahari berada di depan rasi ini selama 21 Jan - 16 Feb (26 hari)
2. Aquarius: Pembawa Air, Matahari berada di depan rasi ini selama 16 Feb - 11 Mar (24 hari)
3. Pisces: Ikan, Matahari berada di depan rasi ini selama 11 Mar - 18 Apr (38 hari)
4. Aries: Domba, Matahari berada di depan rasi ini selama 18 Apr - 13 Mei (25 hari)
5. Taurus: Kerbau, Matahari berada di depan rasi ini selama 13 Mei - 22 Jun (40 hari)
6. Gemini: Si Kembar, Matahari berada di depan rasi ini selama 22 Jun - 21 Jul (29 hari)
7. Cancer: Kepiting, Matahari berada di depan rasi ini selama 21 Jul - 10 Ags (20 hari)
8. Leo: Singa, Matahari berada di depan rasi ini selama 10 Ags - 16 Sep (37 hari)
9. Virgo: Gadis Perawan, Matahari berada di depan rasi ini selama 16 Sep - 31 Okt (45 hari)
10. Libra: Timbangan, Matahari berada di depan rasi ini selama 31 Okt - 23 Nov (23 hari)
11. Scorpius: Kalajengking, Matahari berada di depan rasi ini selama 23 Nov - 18 Des (25 hari)
12. Sagitarius : Si Pemanah, Matahari berada di depan rasi ini selama 18 Des - 21 Jan (34 hari)

Akhir-akhir ini dikatakan bahwa ada zodiak yang baru yang bernama Ophiuchus. Zodiak ini disisipkan di antara scorpio dan sagitarius yang mempengaruhi kita yang lahir antara 18 Desember hingga 21 Januari. Artinya seluruh tanggal dalam 12 sistem zodiak lama, akan ikut bergeser. Dengan demikian, sifat dasar, peruntungan kita dalam hal keuangan, kesehatan, dan cinta –tiga hal utama teropong zodiak– juga berubah. Zodiak Ophiuchus dilambangkan dengan gambar pawang ular.

Sebenarnya Ophiuchus bukanlah sistem rasi bintang baru yang menjadi dasar perhitungan bintang. Mengapa tiba-tiba Ophiuchus dimasukkan dalam sistem penamaan zodiak? Versi Ilmiah Ceritanya bermula saat rasi bintang ditemukan kembali oleh astronom saat mendekati matahari Februari 2006 silam. Menurut BBC, berdasarkan pengamatan astronom dunia, rasi bintang Ophiuchus sudah mendekati matahari dan memunculkan supernova spektakuler. Jurnal ilmiah dunia, Nature, juga melaprokan bintang-bintang di rasi ini sangat terang dan tampak jelas di kosmos. Sebegitu terangnya hingga Ophiuchus bisa dilihat dari bumi tanpa peralatan teleskop sekalipun. Adalah astronom Denmark, Tycho Brahe, pada tahun 1572 yang pertama kali melihat kemunculan rasi itu. Nah, rasi yang baru menampakkan dirinya lagi ini sebelumnya tidak dikenali dan hanya disebut sebagai New Star. Namun, astronomi modern membuktikan, rasi yang dilihat oleh Brahe sama dengan rasi bintang yang dilihat astronom Februari 2006 lalu.
Astronom dari Harvard University, Jeno Sokoloski, menyatakan di masa dalam abad terakhir, ada beberapa ledakan supernova yang mengindikasikan adanya pergeseran rasi.
“Dimulai secara lambat dan hanya sekejap dalam dua hari, dan hal itu mengindikasikan kepada kami bahwa terjadi ledakan massif. Bahkan sebenarnya, hampir kolaps,” kata Sokoloski menjelaskan akibat ledakan itu. Nah, ini pulalah yang mendasari para astrologi memasukkan Ophiuchus dalam sistem zodiak modern yang merujuk pada zodiak Barat.
Astrolog memastikan zodiak baru ini akan masuk dalam sistem penamaan bintang karena rasi bintang biasanya memakan waktu ratusan tahun untuk bergeser kembali.
Rasi bintang Ophiuchus pertama kali muncul di abad kedua. Ptolemy mendaftarkan sebagai bintang ke-29 dari 48 rasi bintang. Diperkirakan rasi ini akan muncul kembali dalam jangka waktu 1.700 tahun lagi. Alasan Ophiuchus tidak dimasukkan dalam astrologi barat selama ratusan tahun karena hanya ada 12 rasi bintang yang selama ini mengikuti perputaran benda-benda langit dalam sistem tatasurya seperti bulan, planet, dan matahari.
Karena baru, para astrolog belum menemukan karakteristik serta peruntungan orang-orang yang lahir di zodiak Ophiuchus.

- Capricornus: 21 Januari-16 Februari (26 hari)
Karakter umum: Pendiam, rajin, ambisius, materialis, gengsi tinggi, suka memerintah, suka memperalat orang lain
- Aquarius: 16 Februari-11 Maret (24 hari)
Karakter umum: Tenang, objektif, jenius, penuh ide, cepat mengerti
- Pisces: 11 Maret-18 April (38 hari)
Karakter umum: Sangat perasa (dari sisi manusiawi), penuh cinta, praktis, suka mengkhayal
- Aries: 18 April-13 Mei (25 hari)
Karakter umum: Agresif, enerjik, impulsif, pemimpin, tidak sabaran, egois, cepat emosi
- Taurus: 13 Mei-22 Jun (40 hari)
Karakter umum: Keras kepala, materialistis, pasif, ramah, sabar, praktis, setia, toleran
- Gemini: 22 Juni-21 Juli (29 hari)
Karakter umum: Lincah, pandai berbicara, tidak stabil, mudah berubah-ubah, mudah gugup, sangat peka
- Cancer: 21 Juli-10 Agustus (20 hari)
Karakter umum: Sentimentil, setia, penuh perhatian, sulit memaafkan, daya ingat kuat
- Leo: 10 Agustus-16 September (37 hari)
Karakter umum: suka memimpin, dermawan, penuh gaya, aristokratik, congkak, percaya diri tinggi
- Virgo: 16 September-31 Oktober (45 hari)
Karakter umum: Praktis, analistis, kritis, berkepala dingin, logis, rajin, sederhana
- Libra: 31 Oktober-23 November (23 hari)
Karakter umum: Penuh keraguan, bimbang, adil pandai bermuka dua, naluri kuat, mempesona
- Scorpio: 23 November-29 November (enam hari)
Karakter umum: Panjang akal, pendiam, pendendam, gigih, tekun
- OPHIUCHUS: 29 November-18 Desember (19 hari)
Karakter umum: Belum dikategorisasikan
- Sagitarius: 18 Desember-21 Januari (34 hari)
Karakter umum: Berjiwa petualang, pandai, suka kebebasan, mandiri, pandai berdiplomasi, berpandangan luas

Seribu Kata untuk Gejolak Mesir

♠ Posted by Aryni Ayu in

Ingatkah Anda dengan peradaban tinggi Mesir? Negeri Seribu Menara yang melegenda, dan menjadi kunci peradaban – peradaban maju dunia itu kini sedang bergejolak. Kisah panjang tentang hegemoni Fir’aun yang sangat fenomenal dimasa perkembangan peradaban dunia seperti Yunani dan Romawi, tentang sifat Fir’aun yang begitu durhaka dimata relejiusme islam akibat dari kekejamannya kepada rakyat, rupanya tengah terulang kembali dimasa modern ini. Gejolak rakyat yang semakin tidak puas dengan rezim Husni Mubarak kian menjadi – jadi. Huru – hara pun semakin mencuat diberabgai kalangan masyarakat. Tapi siapa itu Husni Mubarak?Apakah dia seorang Fir’aun versi modern? Simpan dulu pertanyaan tersebut, karena bernostalgia tentang negeri Fir’aun akan menjelaskan secara berkesinambungan bahkan hingga seribu kata tentang mengapa dan bagaimana gejolak yang kian mencuat tersebut dapat terjadi.
Bentuk pemerintahan monarkhi menjadi pemerintahan republik yang disandang oleh Mesir pada 30 Juli 1952 sebagai lonceng tanda dimulainya revolusi Mesir setelah jatuhnya pemerintahan Raja Faruk, rupanya secara estafet dari generasi ke generasi masih terlihat cerminan pemerintahan Fir’aun didalam prosesnya. Terbukti dengan berkuasanya suatu rezim yang berakhir secara tidak wajar. Penggulingan sebuah kekuasaan seakan – akan telah menjadi tradisi dalam pemerintahan Mesir. Tradisi tersebut dapat dicermati saat pemerintahan Presiden Gamal Abul masih berkuasa yang diakhir kekuasaannya, secara paksa ia digulingkan oleh rakyatnya sendiri. Salah satu factor penyebabnya disinyalir akibat adanya sikap pro pemerintah terhadap kekuasaan Israel dan Amerika Serikat. Tidak berhenti sampai disitu saja, saat pemerintahan Anwar Sadat sebagai generasi dari presiden Gamal abul sedang berlangsung, iapun berakhir secara tragis. Saat upacara Peringatan Angkatan Darat Mesir berlangsung pada 6 Oktober 1981, yang didalamnya juga dihadiri oleh Anwar Sadat. Seorang perwira bernama Khalid Islambuli dilaporkan turun dari iring – iringan militer yang sedang berpatisipasi dalam acara tersebut, dan memborondong Presiden Anwar Sadat secara membabi buta. Kejadian tersebut secara fenomenal menorehkan kesan yang begitu negative di mata masyarakat tentang bobroknya keamanan terhadap presiden sehingga membuat kekuasaan yang ada bergeser ketangan seorang dictator, yakni Presiden Husni Mubarak pada tahun 1981, tepat setelah insiden penembakan tersebut terjadi. Dengan notabene bahwa pada tanggal 2 Juni 1995 Presiden Husni pun pernah mengalami percobaan penembakan saat berada di bandara. Sedikit ulasan mengenai histori dari perjalanan para pemimpin Mesir telah menunjukkan bahwa kekuasaan yang terjadi di Negeri Seribu Menara itu muncul dengan tidak berdasar pada suara pilihan rakyat atau pemilu. Melainkan muncul sebagai akibat dari penggulingan kekuasaan, peristiwa penembakan sehingga masa transisi kekuasaan yang terjadi tak pernah lepas dari pertumpahan darah. Begitu juga dengan pemerintahan Husni Mubarak yang akhir – akhir ini memicu kemarahan rakyat bahkan pemberitaan tanggal 3 Februari 2011 mengabarkan bahwa kekacauan politik atas sikap pro dan kontra terhadap pemerintahan Mubarak hingga saat ini telah membuahkan pertumpahan darah yang pada akhirnya dapat menurunkan stabilitas nasional termasuk perekonomian rakyat. Tradisi pertumpahan darah yang terjadi dalam perjalanan pemerintahan Mesir tak lepas sebab – sebab kediktatoran pemimpinnya yang berimbas terhadap jauhnya kesenjangan antara kesejahteraan pemerintahan dengan rakyatnya.
Mungkin kita akan mengerutkan dahi setelah mengetahui sebuah fakta bahwa pendapatan seorang presiden Mesir berumur 83 tahun itu jauh lebih besar dari gaji presiden Barrack Obama yang bernominal sekitar …(dalam ribuan $) dengan tingkat kesejahteraan dua negara yang sangat jauh berbeda. Pendapatan yang diterima oleh Presiden Husni Mubarak tersebut senilai 360 Triliun jika dirupiahkan, 28 kali lipat lebih besar dari pendapatan perkapita penduduknya. Ditambah lagi dengan kondisi 40% penduduknya yang masih berada dibawah garis kemiskinan, 15% diantaranya adalah pengangguran. Mengapa dngan kondisi yang sangat memprihatinkan seperti itu, kekayaan presiden justru semakin melambung tinggi? Tentunya ada banyak spekulasi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun banyak menspekulasikan bahwa pemerintah menumpuk kekayaannya sendiri ditengah kemiskinan rakyat yang tak kian meretas. Nampaknya spekulasi dan fakta – fakta semacam ini sangat mirip dengan pemerintahan Orde Baru kita dulu. Dimana mantan presiden kita saat itu tengah sibuk memperbanyak nominal angka kekayaannya, sedangkan didekatnya masih banyak rakyat yang belum meretas dari angka kemiskinan dan korupsipun nampaknya turut berpesta pora saat Orde Baru berkuasa. Namun rezim Orba pun berhasil ditumbangkan oleh para demontsran mahasiswa pada 13 tahun yang lalu. Penggulingan kekuasaan rezim Soeharto pun mengalami kesuksesan diiringi dengan adanya dampak yang sungguh besar terhadap keluarga korban demonstrasi yang hingga kini “entah” bagaimana penyelesaiannya. Akankah pemerintahan Husni Mubarak berakhir seperti pemerintahan Era Orde Baru? Simpan dulu tanda tanya itu karena memantau perkembangan terbaru mengenai gejolak di Mesir, akan membawa kita berspekulasi tentang bagaimana akhir dari sebuah rezim Husni Mubarak.
Kerumunan massa berjumlah lebih dari 2 juta jiwa dengan hiruk pikuk suasana yang penuh dengan bunyi – bunyi teriakan, ledakan bom molotove, serta tembakan dari pihak militer, adalah sekilas ilustrasi tentang bagaimana para demonstran tersebut menuntut presiden Husni Mubarak unutk mundur. Unjuk rasa yang biasanya dilakukan secara kecil – kecilan oleh para mahasiswa Al Ahzar akibat tekanan pemerintah Mubarak, bahkan ada istilah “Jangan berbicara sembarangan, bahkan tembok pun mendengar” itu kini tak lagi berlaku bagi rakyat Mesir.
Angin yang berhembus dari Revolusi Tunisia rupanya mampu membuat rakyat Mesir bangkit utnuk merobohkan kekuasaan yang bahkan kuat sekalipun. Perut – perut mereka mulai lapar akibat dari kemiskinan dan pengangguran yang selama 3 dekade ini dikuasai Rezim Mubarak justru semakin meningkat. Sungguh sebuah aksi besar yang pernah terjadi di Mesir hingga mampu mencengangkan dunia internasional, karena selama ini Mesir nyaris tak pernah tersorot oleh pemberitaan dunia tentang kediktatoran pemimpinnya. Meskipun dubes Mesir di Indonesia, Ahmadil Kewainsky, mengatakan bahwa Mesir akan lebih demokratis dan pemerintah akan lebih mendengarkan demo rakyat. Tapia pa faktanya?hingga saat ini keadaan Mesir semakin memburuk. Para pendemonstran yang semula hanya terdiri orang – orang kontra anti – pemerintah, kini bertambah menjadi sebuah massa yang pro terhadap pemerintah dan keduanya pun mengalami bentrokan, seperti yang terjadi di Tahrir. Persenjataan lengkap yang dimiliki oleh massa pro pemerintah seperti bom Molotov, senjata api, disinyalir sebagai massa bayaran dan pihak militer yang ada dibawah kekuasaan pemerintah untuk mematikan massa anti – pemerintah.
Dilain pihak, pemerintah juga sempat memutus jejaring sosial yang ada di negeri tersebut. Hal ini tentu saja membuat kemarahan rakyat semakin mendalam terhadap pemerintah, yang kita tahu 80% dari lapisan masyarakat itu adalah pemuda – pemudi Mesir yang menjadikan jejaring sosial sebagai media untuk mengkritisi, dan mengabarkan kepada dunia serta menumpahkan luapan hati mereka terhadap keadaan negeri Fir’aun yang selama ini terbelenggu oleh demam kediktatoran. Ditambah lagi dengan keputusan Husni Mubarak yang masih ingin memangku jabatannya sebagai presiden. Semua hal – hal tersebut tentu saja berimbas pada rakyat, yang hingga detik ini mereka sudah tidak mengenal lagi lawan dan kawannya. Salah satunya terbukti dengan adanya serangan para demonstran terhadap iring – iringan ambulans yang digunakan untuk pengobatan korban pertikaian. Meskipun Presiden Barrack Obama terlah bersuara, Sekjen PBB, bahkan Uni Eropa pun telah memberi dukungan terhadap reformasi Mesir. Namun nampaknya, sedikitpun rakyat tidak merespon kabar baik tersebut, terkecuali jika..Husni Mubarak berikrar mundur dari jabatannya, segera merombak sistem pemerintahan dengan jalan pengadaan pemilu, dan mnenetapkan wapres didalam tradisi pemerintahan. Maka, Revolusi Mesir yang sesungguhnya akan Berjalan!

Kerusuhan ‘berdarah’ Mesir harus jadi pelajaran buat RI

♠ Posted by Aryni Ayu


Sudah ratusan orang lebih tewas dalam demonstrasi besar-besaran, berikut kerusuhan yang terjadi di Mesir sejak sepekan lalu. Mereka menuntut Presiden Hosni Mubarak mundur setelah berkuasa tiga dasawarsa lebih. Hemat kita, gaya kepemimpinan Hosni Mubarak lebih dekat atau hampir sama persis dengan mantan Presiden Soeharto. Tidak hanya dari sisi lamanya berkuasa sudah 32 tahun, sama dengan kekuasaan Pak Harto yang digulingkan aksi ‘’people power’’ kalangan mahasiswa bersama elemen masyarakat tahun 1998. Tapi, Mubarak memperoleh jabatan Presiden dengan cara tdiak wajar, yakni menggantikan posisi Anwar Sadat lewat aksi penembakan prajuritnya dalam satu parade militer yang disebut-sebut didalangi kelompok oposisi terlarang di negara itu tahun 1981.

Jadi, suksesi kedua pemimpin bangsa itu lewat pertumpahan darah. Bukan berdasarkan Pemilu yang jujur dan demokratis. Pak Harto juga memperoleh pelimpahan kekuasaan dari Presiden Soekarno dengan cara yang tidak mulus, menggunakan Supersemar, dan lewat aksi ‘’biadab’’ pemberontakan PKI setahun sebelumnya.

Kesamaan lainnya, demo menjatuhkan Pak Harto lewat demonstran kaum muda berpendidikan yang resah melihat situasi negaranya semakin memburuk. Lapangan kerja semakin sulit, harga sembako semakin mahal, jalannya pemerintahan semakin diktator, dan semakin merajalelanya KKN, terlebih di kalangan elite kekuasaan, keluarga dan anak-anaknya. Kondisi yang ‘’sama’’ terjadi di Mesir saat ini. Bahkan, Mubarak yang kini berusia 82 tahun, sudah membuat rencana strategis menjadikan anaknya, Gamal, sebagai Presiden Mesir menggantikan pososinya kelak. Itu sebabnya, para pendemo ngotot mendesak Mubarak mundur. Tidak cukup hanya membubarkan dan mengganti kabinet apalagi sekadar ingin menunjuk seorang Wakil Presiden untuk pertama kalinya selama kekuasaannya.

Diktator Soeharto menjelang kejatuhannya juga menawarkan mengganti para menteri, seorang di antaranya adalah putri sulungnya, Mbak Tutut, tapi ramai-ramai menteri lainnya lebih dulu mundur guna mendesak Pak Harto segera lengser dari tahtanya, setelah para tokoh nasional (Gus Dur dkk) bersama Ketua DPR/MPR meminta Presiden mundur segera.

Indonesia lebih beruntung ketimbang Mesir, karena militernya segera sadar, tidak ingin diperalat lagi oleh Presiden sebagai pemimpin tertinggi ABRI. Sehingga jumlah korban yang tewas tidak sebanyak di Mesir.
Di Mesir, tentara masih di bawah pengaruh Presiden Mubarak. Ajakan para pendemo untuk bergabung dalam aksi demo guna mempercepat langkah reformasi dengan mendesak mundurnya Mubarak belum juga terjawab. Malah upaya penangkapan, tindakan represif oleh militer terus berlangsung di mana-mana. Hal inilah yang memprihatinkan dunia.

Dipastikan jumlah korban tewas maupun luka-luka bisa jauh lebih banyak, ribuan orang, jika Mubarak semakin meningkatkan tekanannya memaksa militer melakukan penembakan dan penangkapan terhadap para pendemo, setelah larangan keluar rumah, jam malam, tidak diindahkan masyarakat. Bahkan para pendemo tidak takut lagi menghadapi kelompok pemerintahan Mubarak yangmenerapkan undang-undang darurat. Terbukti, ribuan demonstran berbaris di jalanan dan pusat kota Kairo tanpa menghiraukan hadangan militer dengan kendaraan lapis baja.

Aksi demo anarkis yang semakin meluas di Mesir belakangan ini jelas membahayakan keselamatan masyarakat termasuk WNI di sana, di antaranya para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang kuliah/belajar di negeri piramida itu. Jumlahnya bisa mencapai belasan ribu orang jika ditambahkan dengan para TKI legal dan ilegal. Kiranya kita harapkan, pemerintah dalam hal ini staf KBRI di sana, bisa mengupayakan keselamatan seluruh WNI agar terhindar dari korban situasi politik (kerusuhan) yang semakin ‘’memanas’’ di Mesir saat ini.

Kerusuhan ‘’berdarah’’ di Mesir ini pun semestinya menjadi pelajaran buat negara-negara di jazirah Arab lainnya, termasuk Indonesia, yang kondisinya tidak jauh beda dengan Mesir untuk memenuhi harapan warganya yang menginginkan perubahan dan keterbukaan. Sebelumnya terjadi aksi demo di Tunisia, menyusul Aljazair, Yaman, Yordania pun mulai bergolak. Kalau tidak diantisipasi dengan bijak maka kerusuhan yang sama tinggal menunggu waktu saja lagi.

Bagaimana dengan Indonesia? Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jelas tidak sama dengan Mubarak. Sebab, ia sudah tegas menolak istri dan anak-anaknya menggantikan posisinya sebagai orang nomor satu di Indonesia pada suksesi 2014. Apalagi akhir-akhir ini kekecewaan terhadap pemerintahan SBY – Boediono semakin membesar. Harapan kita sebagaimana aspirasi kalangan rakyat Presiden SBY tegas dan bekeja keras untuk meningkatkan kesejahteraan 237 juta jiwa rakyatnya pada periode keduanya, sepertinya sulit terwujud. Faktor politik dan hukum menjadi kendala. Jadi, kalau dalam kondisi banyak kritikan, khususnya dari kalangan tokoh lintas agama, SBY sampai ‘’mewariskan’’ jabatannya kepada keluarganya nanti, maka kondisi RI bisa saja sama dengan yang terjadi di Mesir saat ini. Tapi, bukan saat ini. Kita optimis SBY aman sampai 2014.