♠ Posted by Aryni Ayu in PROSA
“kamu ya mi maen fisik, kalo aku maen fisik, kamu pasti mati..”
Aku sama sekali tak dengar ocehannya. Komat – kamitnya. Aku sibuk tercengang dengan kata – kata “..matinya”. Kosong benar hati, kosong sikapnya, kosong tindakannya sebagai manusia.
“Asal kau tau, aku bukan seorang ibu yang berumur 20 tahun, usiaku sudah empat puluh tahunan.
Mama tak perlu pendekatan untuk mengenal sifat – sifatnya. Mama sudah tahu seisi kehidupan sosial seumuranmu, apalagi aku sudah cukup jeli sebagai bimbingan konseling, aku tahu urusan kejiwaan nia. Makanya dari sedikit penjelasanmu tadi, aku bisa lihat pedalaman jiwanya.
Tak pernah tersadar olehku bahwa selama ini waktuku terisi oleh seorang yang tak dapat dipercaya. Dengan kata – kata, tindakan, dan sikap yang kosong! Terkecuali mulutnya yang tak pernah kosong.
“Manusia Kosong!”, umpatku. Hey kau, siapa kau! Aku tak mengenalmu, pergi kau, fungsimu sudah tak ada untukku..”kata laki – laki tinggi itu. Tak sempat melawan, air mataku deras...