Biarkan Aku Menjadi Mimpiku!

♠ Posted by Aryni Ayu in
Jika banyak duri bermunculan, bolehkah aku tetap tumbuh menjadi bunga? Biar mulut – mulut sombong itu menjadi bisu. Agar dunia tahu. Inilah duniaku...             Sepintas, teringat diri ini saat pertama kali memasuki tahun pertama sebuah universitas. Ideologi yang terburat oleh masa remaja. Kekakuan prestasi yang masih belum menemui titik cairnya. Kenakalan – kenakalan, dan kebodohan – kebodohanku di masa remaja benar – benar ingin aku tebus. Bukan tebusan biasa, jika bisa luar biasa hingga orang lain tak mampu memandangnya dengan sinis. Aku juga ingat betapa selongsong proses belajar di masa itu aku sia – siakan, dengan sebuah apatisisme. Andai mesin waktu telah tercipta, mungkin tak sedetik pun waktu itu akan kuisi dengan kebodohan. Hingga orang lain punya ‘waktunya sendiri’ untuk menghina, meremehkan, bahkan menghakimi otak yang kumiliki. Sungguh, sejak tahun pertama kuliah, semuanya telah aku rancang, sebaik...

Hargamu Mahal, Jika Tetap Menjadi Emas--

♠ Posted by Aryni Ayu in
laki – laki buruk pun ingin memiliki wanita ‘baik – baik’ Benarkah sebagai wanita kita bersedia untuk dipilih berdasarkan alternatif? I dont think so!             Ketika dunia berada diambang budaya yang kian bebas, apalagi. Seakan tak ada sekat diantara batas baik dan buruk, wanita tetap punya tanda tanya besar. Antara kebebasan dan kehormatan. Jika pilihan adalah bebas, bolehkan jika wanita tidak memilih sebagai emas? Dan kehormatan, bolekah jika wanita tetap menjadi emas? Seorang konvensional atau wanita modernitas bebas tak terbatas.             Dari selosongsong kehidupan dunia yang begitu beragam. Tanpa sekat. Tanpa tahu bilik baik dan benar. Tanpa tahu nilai – nilai filosofis manusia. Wanita, tetap dituntut untuk menjadi emas. Semua hal tentang tata adat berpakaian, perilaku yang menurut Gerald I. Nierenberg bukan hanya menjadi pertahanan tapi juga tantangan,...