Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia

♠ Posted by Aryni Ayu in
Agama Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka sudah tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan manusia berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan, perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela. Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya,...

Biarkan Aku Menjadi Mimpiku!

♠ Posted by Aryni Ayu in
Jika banyak duri bermunculan, bolehkah aku tetap tumbuh menjadi bunga? Biar mulut – mulut sombong itu menjadi bisu. Agar dunia tahu. Inilah duniaku...             Sepintas, teringat diri ini saat pertama kali memasuki tahun pertama sebuah universitas. Ideologi yang terburat oleh masa remaja. Kekakuan prestasi yang masih belum menemui titik cairnya. Kenakalan – kenakalan, dan kebodohan – kebodohanku di masa remaja benar – benar ingin aku tebus. Bukan tebusan biasa, jika bisa luar biasa hingga orang lain tak mampu memandangnya dengan sinis. Aku juga ingat betapa selongsong proses belajar di masa itu aku sia – siakan, dengan sebuah apatisisme. Andai mesin waktu telah tercipta, mungkin tak sedetik pun waktu itu akan kuisi dengan kebodohan. Hingga orang lain punya ‘waktunya sendiri’ untuk menghina, meremehkan, bahkan menghakimi otak yang kumiliki. Sungguh, sejak tahun pertama kuliah, semuanya telah aku rancang, sebaik...

Hargamu Mahal, Jika Tetap Menjadi Emas--

♠ Posted by Aryni Ayu in
laki – laki buruk pun ingin memiliki wanita ‘baik – baik’ Benarkah sebagai wanita kita bersedia untuk dipilih berdasarkan alternatif? I dont think so!             Ketika dunia berada diambang budaya yang kian bebas, apalagi. Seakan tak ada sekat diantara batas baik dan buruk, wanita tetap punya tanda tanya besar. Antara kebebasan dan kehormatan. Jika pilihan adalah bebas, bolehkan jika wanita tidak memilih sebagai emas? Dan kehormatan, bolekah jika wanita tetap menjadi emas? Seorang konvensional atau wanita modernitas bebas tak terbatas.             Dari selosongsong kehidupan dunia yang begitu beragam. Tanpa sekat. Tanpa tahu bilik baik dan benar. Tanpa tahu nilai – nilai filosofis manusia. Wanita, tetap dituntut untuk menjadi emas. Semua hal tentang tata adat berpakaian, perilaku yang menurut Gerald I. Nierenberg bukan hanya menjadi pertahanan tapi juga tantangan,...

Cover, pentingkah?

♠ Posted by Aryni Ayu in
Cover yang memang menggoda, menarik perhatian, dan membuat manusia serasa sempurna, bukankah itu juga berguna untuk menutupi bobrok – bobrok yang kita punya? Benarkah manusia bahagia dengan sebuah cover?             Hukum majalah menyatakan “cover itu menjual”, menjual isi, ragam, dan harganya. Seperti manusia yang ada di bumi ini, wajah – wajah yang tak pernah mungkin tidak memakai cover. Seperti wanita memakai gincu, bedak, atau pewarna alis. Laki – laki metroseksual yang sangat mementingkan baju apa yang dipakai. Atau para profesionalitas lain yang butuh cover untuk sebuah pengakuan. Semua orang di dunia rasa – rasanya membutuhkan pembungkus lain selain dirinya sendiri. Pertanyaannya, pentingkah?             Seberapa banyak perasaan yang kita pakai untuk memakai sebuah cover? Membentuk seakan – akan kita adalah patung sexy yang menggoda. Menyerai bagaikan...

Bolehkah Jika Wanita Tidak Memilih sebagai Emas?

♠ Posted by Aryni Ayu in
Emas memang begitu berharga, namun jika itu membuat wanita serasa dipenjara dan tak punya kebebasan, bolehkah kita tidak usah memilih sebagai emas?            Semua tahu jika wanita itu selalu dan wajib untuk menjunjung tinggi kehormatan. Apalagi saat tata adat Jawa begitu eratnya mengatur pembawaan para wanita di depan publik, wanita seakan harus membuat tembok emasnya sendiri. Dari tata cara berpakaian, tingkah laku, hingga sosialisasi, semuanya diatur. Dan menurut aturan, semuanya tak boleh melewati batas. Jika pun terlewat, caci dan maki tak jarang harus ditanggung. Intinya, wanita itu emas, yang tak boleh disepuh sembarangan. Ingatkah kita di suatu dulu mahluk yang disebut wanita ini tak boleh sedikit pun keluar bila malam telah tiba? Tak boleh berbicara atau bersifat terbuka kepada kaum laki – laki? Berpakaian menutupi aurat? Juga amat sangat ‘wajib’ menjaga wibawanya di depan masyarakat? Bukankah ini peraturan yang...

Thinking Out The Box

♠ Posted by Aryni Ayu in ,
Itulah sebabnya mengapa para ilmuwan, seniman, ataupun para pemikir besar sangat sedikit jumlahnya jika dibandingkan manusia umum di bumi ini. Karena mereka berpikir diluar kotak Rutinitas hanya membuat kita jatuh ke liang lahat, dan ‘tak terduga’ akan mendorong kita untuk bangkit dari liang lahat             Pernahkah Anda merasa nyaman – nyaman saja dengan kehidupan Anda? Seberapa sering tantangan yang Anda hadapi setiap harinya? Atau Anda adalah orang yang sering mengistirahatkan otak?            ...

Dahsyat-nya Terima Kasih

♠ Posted by Aryni Ayu in
12 March 2013 Dan terima kasih bagi banyak orang lain yang mampu membuat hidup kita menjadi lebih mudah Arigato, matur nuhun, thank you, gracias, sederet bahasa lainnya seakan tak pernah habis di bumi ini agar kita mau mengucapkan kata ajaib itu kepada orang lain. Apakah pernah melintang dalam pikiran kita tentang dahsyatnya sebuah terima kasih? Penulis tahu jika ini memang tidak perlu dipersoalkan, semua orang sudah tahu tapi jarang yang mau memaknai, benar tidak? Bukan menggurui, tapi membelajari agar adat istiadatnya tak pernah luput dari ucapan terima kasih. Bukankah Belanda yang terkenal sangat kolonial itu juga setidak – tidaknya mau memberikan ‘sedikit’ warisan Politik Etisnya sebagai ucapan terima kasih kepada Indonesia? R.A Kartini, ratu emansipasi kita yang sangat berterima kasih kepada Nyonya Abendemon (seorang berkebangsaan Belanda) karena mau membantunya untuk meneruskan surat – surat emansipasinya kepada elit Belanda. Berkatnya, wanita Indonesia sekarang...

Titik Jenuh

♠ Posted by Aryni Ayu in
Titik Jenuh Saturday, 9 March 2013 Aku aku dan aku. Aku kenal siapa diriku yang dulu, Aryni. Seorang yang keras, berani, kreatif, ambisius, dan cepat bertindak untuk menghadapi segala isi dunia. Terbiasa mengelola kebosanan, menjadi sebuah pekerjaan. Seorang pemimpin yang sering memimpin kehidupan orang. Selongsong semangat yang tak pernah habis oleh rapuhnya jaman selalu ada di setiap gerakku. Hingga, diri ini banyak dijadikan tolak ukur sekaligus musuh bagi banyak orang. Toh, orang cerdas mana yang tak punya musuh? Jika kau tidak punya musuh, artinya kau tidak berkompeten. Aku ingat detik – detik disaat orang meminta beberapa kesibukan dariku, untuk sekedar mengurangi rasa bosan yang tak pernah kualami. Aku juga tak pernah lupa, kalau – kalau selalu maju untuk menghadapi orang tak punya moralitas. Dari perdebatan yang dilakukan terhadapku oleh seorang lektor untuk membela mahasiswa kesayangannya. Mengambil resiko besar untuk mencintai orang yang salah. Dan berani menentang...

Narkoba, Penguasa Baru Negeri ‘ini’ ?

♠ Posted by Aryni Ayu in
Bukankah candu itu adalah senjata paling ampuh untuk meluluh lantakkan suatu negara? (Confusius, 589 SM) Penguasa baru! Mungkin itu ungkapan yang cukup serasi bagi penemuan fakta – fakta narkoba hari ini. Informasi terus bergulir mewarnai pemberitaan berbagai media massa dan elektronik. Rupanya, narkoba menguasai hampir setiap lini gerak – gerik masayarakat. Informasinya cukup mudah. Di google, penemuan 1000 lebih artikel tentang terjeratnya artis, pengusaha, penegak hukum, akuntan, dan lain sebagainya. Tak peduli tua – muda, kaya ataupun miskin, rentan untuk masuk dalam lingkaran narkotika....

Manisnya!

♠ Posted by Aryni Ayu in
-Day 3- Wednesday, 23th January 2013 Bukankah orang yang bisa benar – benar membuat kita bahagia adalah orang yang kita senang dan merasa sudah kenal dekat meski belum kenal sama sekali? Ijinkanlah Ya Allah, Tuhanku, untuk dua doa itu, terimakasih.             Malam ini ditemani tampannya suara I’ll divo, regre sami, spanyolnya lagu Unbreak my Heart. Yah meski pembaca tak mengerti lagu – lagu itu mungkin, yang jelas that’s song was very – very hot, sexy, like underwear, huz! haha! Disambung torn – nya Natalie Imbruglia, mantap. Sudah dua hari yang lalu, chicken of soup-ku tidak aku isi. Maklum, dua hari itu aku sibuk mengurusi laporan KK jahanam, direvisi, di edit, di print, nungguin di fotokopian, berulang kali, huh! Untung tadi pagi hanya memberikan pada dosen, lalu diambil lagi nanti hari jumat. Ingin kubakar saja laporan – laporan itu, terus abunya aku lap-kan ke muka pak Marjuki. Itu, hanya seorang petugas uppl...

Kontes blog: Aku Berbatik 1-31 Januari 2013

♠ Posted by Aryni Ayu in
Hadiah Utama: Rp 2.5jt + Trip batik Pemenang ke-2: Rp 1.5jt + voucher Berbatik Rp500rb Pemenang ke-3: Rp 500rb + voucher Berbatik Rp500rb www.berbatik.com, e-commerce batik pertama di Indonesia mengajak blogger menunjukkan kecintaan pada batik. Caranya? Buatlah tulisan non-fiksi di blog mengenai batik. Tulisan boleh berkisar mengenai pengalaman menggunakan batik, membuat batik, kecintaan pada batik, opini mengenai batik, kekhawatiran dengan nasib batik, impian pada batik, observasi pada batik, dan banyak hal lainnya asalkan masih berkenaan dengan batik. Tata Cara Alamat facebook peserta harus pernah digunakan untuk Sign in ke www.berbatik.com Peserta wajib klik "Like" fpage Berbatik Peserta harus menjadi follower akun twitter @berbatikcom Kata-kata di dalam tulisan yang wajib diberi hyperlink www.berbatik.com : - batik- malam- canting- berbatik- belanja- batik online- butik batik- toko batik- online Kata-kata yang dianjurkan ada...

Suriah, Tetap Sekarat!

♠ Posted by Aryni Ayu in
-Day One, 23 Januari 2013- Demokrasi hanya milik negara – negara maju. Selain yang maju, akan menjadi makanan bagi sang maju. Suriah, hanya korban. Kepentingan sejati tak pernah terkalahkan hanya dengan perdamaian dunia (Aryni Ayu)             Dulu, saat masih duduk di perkuliahan empat semester, sewaktu teori – teori perang saudara di dunia mulai meletup, Angelina Jolie yang masih sempat mengunjungi kamp – kamp pengungsi di Turki, Obama yang masih hangat – hangatnya berada di kursi empuk gedung Putih, serta rambut Susilo Bambang Yudhoyono yang masih belum beruban. Tepatnya hampir dua tahun yang lalu, Timur Tengah mulai bergejolak! Ketika itu saya sedang menuliskan artikel pertama tentang kawasan Timur Tengah, yang saya rasa cukup untuk mengkritisi terkikisnya celah – celah kemanusiaan di kawasan tersebut. Meski hanya penulis lepas, saya pikir dengan tulisan ini, juga dengan tulisan para penulis terkenal, akan mampu...

My Chicken of Soup - Nothing Special!

♠ Posted by Aryni Ayu in
-Day 2- Sunday, 20th January 2013 Karena hidup begitu menggoda, semangat para wanita! No sense! Bahkan meskipun gajah berubah jadi anak gajah, kucing tak lagi bisa mengeong, dan kambing yang suaranya habis untuk mengembik, tak sekalipun terdengar olehku kabar tentang si dia. Dia, pacarku itu. Ah, bodo amat! Emang dia kecakepan apa? Terus gue kudu ngalah gitu? Ogah!! Cium kaki gue dulu yang abis nginjek pasir! bentak hatiku yang sedang alay. Sungguh bayangnya tak pernah sirna di mimpi. Meski diri ini mengharap bermimpi yang indah – indah, entah bersama artis – artis hollywood, atau sekedar memiliki satu lemari penuh baju, dan sepatu ala model fashion. Tapi wajahnya itu, benar – benar menutupi segalanya, mimpi indah satu pun tak bisa menembus tidurku (emangnya kaca anti peluru?:P). Hingga fajar menyingsing, tak terasa olehku ingin mengamuk sekeras – kerasnya. Melihat handphone yang tak ada sama sekali pesan darinya, sekedar “Hai, Im sorry, or I miss u, or Morning Avril”,...

My Chicken of Soup – Berdamai dengan Masa Lalu

♠ Posted by Aryni Ayu in
-Day One, Friday, 18th January 2013- “Aku tidak memaksa orang lain untuk menerima masa laluku, dan aku tidak akan pernah kembali. Aku akan menjadi orang yang lebih baik, bukan wanita sempurna, tetapi wanita yang mampu menghadapi berbagai urusan seisi bumi”             Rasanya sudah lelah hingga berbulan – bulan tak menemukan kebahagiaan, bahkan di dalam isi diri sendiri. Seperti sudah terlalu banyak ombak yang mendera dermagaku. Anggap aku sebagai kapten yang membawa banyak manusia dalam sebuah kapal, lalu kapal itu berayun – ayun...