♠ Posted by Aryni Ayu in PROSA
Cover yang memang
menggoda, menarik perhatian, dan membuat manusia serasa sempurna, bukankah itu
juga berguna untuk menutupi bobrok – bobrok yang kita punya?
Benarkah manusia bahagia dengan sebuah cover?
Hukum majalah
menyatakan “cover itu menjual”, menjual isi, ragam, dan harganya. Seperti
manusia yang ada di bumi ini, wajah – wajah yang tak pernah mungkin tidak
memakai cover. Seperti wanita memakai gincu, bedak, atau pewarna alis. Laki –
laki metroseksual yang sangat mementingkan baju apa yang dipakai. Atau para
profesionalitas lain yang butuh cover untuk sebuah pengakuan. Semua orang di
dunia rasa – rasanya membutuhkan pembungkus lain selain dirinya sendiri. Pertanyaannya,
pentingkah?
Seberapa banyak
perasaan yang kita pakai untuk memakai sebuah cover? Membentuk seakan – akan kita
adalah patung sexy yang menggoda. Menyerai bagaikan...