Sorak Gembira Pancasila

♠ Posted by Aryni Ayu in
Jember (1/6), Siang ini terlihat panas. Kendaraan berlalu lalang tanpa menolehkan sedikitpun kelelahannya. Suasana kampus pun terlihat hingar bingar seperti biasa, tukang sapu menseok – seokan sapunya di jalanan, guru – guru yang sedang mengikuti program pelatihan di salah satu fakultas terlihat terbahak – bahak menetawarkan tuanya, lalu si ‘gembel’ yang tetap meminta – minta ke orang, memang terlihat biasa! Tapi cobalah teropong lebih dekat lagi. Suas`na di pintu gerbang kampus Universitas Jember rupa – rupanya menawarkan sesuatu yang tidak biasa. Para satpam memberhentikan lalu lalang kendaraan bermotor, mentertibkan yang tak tertib, dan seperangkat tempat dudukan ada di dekat double way gerbang kampus tersedia untuk para tamunya. Tak lupa ada poster – poster bertuliskan “Pekan Revitalisasi Pancasila dan Konstitusi 2012” di iringan – iringan badan jalan Universitas Jember. Ya, inilah hari yang sangat istimewa. Tertanggal 1 Juni 1945, Pancasila lahir dan diisi kelahirannya oleh generasi hari ini di tanggal 1 Juni 2012. Bekerja sama dengan Politeknik Negeri Jember, Universitas Jember yang diselenggarakan oleh UKM AKASIA Fakultas Hukum, berusaha menampilkan yang terbaik agar pancasila tak pernah usang termakan modernisasi. Acara memperingati hari Kelahiran Pancasila ini dikemas dengan memperhatikan empat pilar kebangsaan NKRI yang mengusung kegotongroyongan, kebhineka tunggal ika-an, dan budaya kedaerahan, sehingga cukup fleksibel untuk menyelami hampir seluruh laphsan social masyarakat. Diawali dengan pidato oleh masing – masing ‘kepala suku’ dari universitas, yakni Rektor Politeknik Negeri Jember dan Rektor Universitas Jember, kemudian dilanjutkan dengan acara pelepasan balon berisi pengesahan ‘open ceremonial’ dalam tajuk “Pekan Revitalisasi dan Konstitusi 2012”. Dengan ini dimulailah rangkaian acara berisi pemaknaan tentang esensi Pancasila, open discussion bagi mahasiswa dan guru, serta open talk lainnya dengan Pancasila tetap menjadi tema tunggal yang tertanggal 1 Juni hingga 16 Juni 2012.
Tak seperti acara formal pada umumnya yang terbiasa hadir dalam ruang terbuka dengan kehadiran kaum intelektual ‘melulu’, disini pengemas acara rupanya berhasil mengundang minat banyak masyarakat sekitar untuk ikut menonton dan memaknai siapa itu sebenarnya “Pancasila”. Step by step dari acara pengesahan, berlanjut menuju acara hiburan yang memang tak sembarang hiburan. Berisikan marching band dari politeknik negeri Jember dan SMP Negeri 1 Jember, serta kedatangan pasukan provost POLIJE rupanya menjadi awal tersitanya perhatian masyarakat sekitar dan patut diapresiasi.
Berlanjut kearah pengenalan akulturasi budaya modern dengan tema Pancasila yang diwakili oleh kawan – kawan dari Jember Fashion Carnival. Bagaikan diatas catwalk, mereka pun berjalan dan menari berirama melukiskan Pancasila yang tengah menghadapi modernisasi.
Masyarakat yang berkumpul di dekat pintu gerbang Universitas Jember semakin ramai saja, hari pun semakin sore, hingga dilanjutkan dengan pertunjukkan Reog dan tari – tarian dipersembahkan oleh unit kegiatan mahasiswa seni bekerja sama dengan masyarakat seni yang berasal dari daerah Wuluhan, Ambulu. Terlihat tari – tarian tersebut memberikan pesan bahwa Indonesia tak akan pernah melerai – berai dengan berbagai konflik, kasus, dan ketidakbenaran yang tengah terjadi di negeri ini. Sambil menari – nari, mereka bertitah agar budaya daerah ini menjadi saksi harmonisnya persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pun selang beberapa waktu, masyarakat bercampur dengan dosen dan mahasiswa terus dihibur dengan budaya asli Indonesia, yakni seni beladiri Silat. Dipersembahkan oleh unit kegiatan mahasiswa Universitas Jember dan Politeknik Negeri Jember, pesilat berjumlah lebih dari sepuluh orang ini kemudian menampilkan karya terbaik mereka dalam gerakan silat.
Di penguhujung acara, orang – orang rupanya tetap berada di tempat, semakin ramai malah. Mereka dihibur dengan tarian terakhir yang tetap asli budaya daerah yakni Budaya Jember. Berbasiskan pada structural yang secara garis besar dihuni oleh suku Jawa dan Madura, maka lahirlah Tarian Macan Kaduk, yang menggambarkan suatu keharmonisan masyarakat Jember dalam heterogenitas kebudayaan dan suku – suku.
Sore ini memang terbaik bagi landasan kita yang bernama Pancasila. Namun tak hanya untuk sore ini, tapi seterusnya. Masyarakat dari muda – mudi, anak – anak, mahasiswa, bahkan kaum intelektual universitas kini menyaksikan Pancasila memang benar – benar tak tertinggalkan, dan tetap lahir di hati semua generasi. Dengan serangkaian acara tersebut, mari kita maknai esesnsial Pancasila, semangat kemerdekaan tak akan pernah mati. Dari Jember untuk Pancasila!