AMERIKA

♠ Posted by Aryni Ayu in
SOAL AMERIKA UTS

1.Jelaskan proses penguasaan amerika latin sehingga menjadi jajahan spanyol..
2.Mengapa di negara amerika latin sesudah merdeka sering terjadi refolusi.. (diktatorisme)..
3.Identifikasi atau tunjukkkan ben tuk – bentuk wujud perlindungan AS di kawasan amerika latin yang terjadi dalam kurun abad 19. Masing2 jelaskan..
4.Jlaskan proses meletusnya revolusi AS mulai dari factor penyebab hingga akhir pemerintahannya oleh negara inggris 1783..
5.Jelaskan proses terbentuknya pemerintahan negara federasi AS mulai dari factor yang melatar belakangi hingga disahkannya konstitusi 1787..
6.Jelaskan proses terjadinya perang saudara mulai dari factor penyebab dan jalannya perang dan akibat2nya yang terjadi pada AS….

JAWABAN
1. PENEMUAN DAN PENAKLUKAN AMERIKA LATIN OLEH BANGSA BARAT (SPANYOL DAN PORTUGIS)
Perlu diketahui, sebut “Latin” Pada Amerika Latin berarti “Latium” merupakan rumpun bangsa Romawi termasuk rumpun bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, Italia, Inggris serta bangsa-bangsa Eropa lainnya. Amerika Latin mendapat banyak pengaruh dari bangsa-bangsa Eropa, baik politik maupun kebudayaan. Sebagian besar negara Amerika Latin merupakan daerah kekuasaan Spanyol dan Portugis. Namun pada dasarnya Amerika Latin tidak hanya dipengaruhi politik dan kebudayaan Spanyol dan Portugis saja, tetapi juga oleh Inggris, Perancis, Belanda dan Amerika Serikat ( Mukmin, 1981 : 11).
Para penjelajah Eropa mengadakan pelayaran dengan kepentingan pribadi maupun ditugaskan oleh pemerintahnya. Pada dasarnya penjajahan bangsa Barat di Amerika Latin mempunyai persamaan yaitu menemukan daerah-daerah baru kemudian dikuasai dan dijadikan koloni ( Mukmin, 1981 : 24). Perkembangan dunia pelayaran dan kebutuhan akan daerah baru baik untuk keperluan ekonomi maupun politik mendorong bangsa Eropa untuk mencari daerah kekuasaan. Khusus daerah Amerika Latin, merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam terutama bahan tambang yang sangat menggiurkan bangsa Eropa.
A. Spanyol
Politik penjajahan Spanyol di Amerika Latin pada umumnya didasarkan atas alasan, tujuan dan cara sebagai berikut (Mukmin, 1981: 23) :
a. Mengeksploitasi kekayaan setempat terutama bahan tambang emas, perak dan permata, baik sebagai bahan baku industri maupun sebagai cadangan kekayaan Spanyol;
b. Negara-negara jajahan sebagai media untuk memperkuat perdagangan dunia atau sebagai market forces yang baru;
c. Mencari tenaga kerja murah bagi kepentingan ekonominya, antara lain dengan system perbudakan dan pemerasan;
d. Menyebarkan political image Spanyol sebagai kekuatan dunia yang perlu diperhitungkan, baik kawan maupun lawan, antara lain dengan dengan mengintroduksikan sistem politik dan sistem pemerintahan Spanyol di negara-negara jajahan;
e. Politik rasialnya didasarkan atas kemungkinan percampuran darah antara orang-orang Spanyol dan penduduk asli (Indian), namun dengan tetap mempertahankan diskriminasi politik, ekonomi dan sosio-kulturalantara orang-orang Kreol (orang-orang Spanyol yang dilahirkan di daerah jajahan),orang-orang Indian, orang-orang Meztizo ( keturunan campuran Indian dan Eropa) dan orang-orang Negro dari Afrika;
f. Politik kebudayaannya didasarkan atas penamaan kesadaran akan tingginya nilai kebudayaan Spanyol dan kebanggaan dalam penggunaan Bahasa Spanyol sebagai bahasa dunia yang kuat fungsinya. Adapun beberapa negara yang dikuasai oleh Spanyol akan dijelaskan sebagai berikut,
1) Meksiko
Meksiko di temukan oleh penjelajah Spanyol yang bernama Hernando Cortez. Ia mendapat tugas dari salah seorang gubernur di Meksiko yaitu Diego de Velasquez. Tanggal 18 November 1519 Cortez berangkat menuju Pantai Timur Meksiko.
Pada tanggal 21 April 1519, Cortez mendarat di Veracruz. Cortez mendapat perlawanan dari suku asli setempat, yaitu Aztec yang pada waktu itu dipimpin oleh Raja Monteczuma II. Seperti penjajah pada umumnya, perlawanan tersebut dapat dipatahkan oleh Cortez dangan strategi memecah belah dan menghancurkan suku-suku asli tersebut.
Penguassaan terhadap Meksiko membawa Cortez menjadi Gubernur Spanyol Baru. Meksiko berubah nama menjadi Nueva Espana atau Spanyol Baru, untuk membedakan dengan Spanyol Lama atau Spanyol Asli. Namun Cortez dikhianati oleh teman-temannya dan dia kembali ke Spanyol Lama untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Cortez merupakan pionir penjajahan Spanyol atas Meksiko selama tiga abad berikutnya.
2) Peru
Peru ditemukan oleh Francisco Pizarro. Ia juga menemukan Karibia (1509), Panama (1510) dan orang pertama yang menemukan wilayah-wilayah di Pasifik (1513). Pada ekspedisi pertama, Pizzaro gagal menyusuri Pantai Barat Amerika Selatan.
Untuk ekspedisi kedua pada tahun 1526, ia membawa serta seorang pendeta yaitu Hernando de Luque dan walikota Panama, Gaspar de Espinosa. Penjelajahan tersebut membuahkan pengetahuan Pizzaro akan kekayaan suku Inca dan informasi tersebut dilaporkan kepada Raja Charles V. Penemuan tersebut mengangkat Pizzaro sebagai bangsawan Spanyol.
Ekspedisi ketiga pada tahun 1532 mempertemukan Pizzaro dengan Raja Inca yaitu Atahualpa yang sedang bersitegang dengan saudaranya, Huascar. Perselisihan tersebut dimanfaatkan oleh Pizzaro untuk meraup keuntungan. Ia menawan Atahualpa. Pizzaro melepaskan Atahualpa asalkan memberinya ruangan yang diisi dengan emas. Malangnya, Atahualpa tidak dibebaskan melainkan dihukum mati setelah mengisi ruangan dengan emas. Kemudian Pizzaro membangun kota-kota di Lima Trujillo dan Guayaquil dalam tahun 1535.
3) Colombia
Colombia pertama kali di temukan oleh Gonzalo Jimenez de Quesada. Quesada dibantu dengan 6 buah kapal, 600 pasukan infanteri, 200 pelaut, dan 100 ekor kuda.bersama para awak kapalnya, Quesada menjelajahi Sungai Magdalena dan mendaki pegunungan di Colombia Tengah. Selain tu terdapat pula perlawanan dari suku Indian Chibcha. Namun karena suku Indian Chibcha juga saling berperang, dapat dengan mudah dipukul mundur.
Quesada membangun kota Santa Fe de Bogota pada 6 Agustus 1538. Keberhasilannya di Colombia menghasilkan hadiah dari Raja Spanyol. Namun oleh rekan-rekannya, dia dikhianati dan dituduh telah menganiaya suku Indian Chibcha. Oleh karena tuduhan tersebut Quesada diasingkan. Namun pada tahun 1549 dia diangkat menjadi pejabat di Colombia. Pada tahun 1569 ia terlibat pertempuran dengan suku-suku Indian ketika melakukan sebuah ekspedisi. Pada tahun 1579, Quesada meninggal.
4) Chili
Penguasaan atas Chili dimulai ketika penjelajah Pedro de Valdivia mengambil alih tugas Almagro yang menguasai daerah Chili. Pedro memasuki wilayah Chili dengan menghadapi serangan suku Indian Araucania. Pedro sendiri berhasil mendirikan kota Santiago (12 Februari 1541), La Serena, Valparaiso (September 1544), Concepcion (Januari 1550), Imperial (1551) dan Valvidia (1552).
Pada akhirnya Pedro tewas pada perlawanan suku-suku Indian yang dipimpin oleh dua orang pendekar, yaitu Caupolican dan Lautaro (31 Desember 1553).
B. Portugis
Pada dasarnya politik penjajahan Portugis serupa dengan Spanyol, baik secara politik, sosial dan perekonomian. Bahkan sebenarnya Portugis yang lebih dahulu mengeksplorasi daerah-daerah baru. Portugis telah menemukan daerah-daerah baru di Afrika sejak tahun 1400. Sebagai contoh, Bartolomeus Dias menemukan Tanjung Harapan pada tahun 1487, dan Vasco da Gama mengelilingi Afrika demi mencapai India pada tahun 1497-1499.
Pada dasarnya Portugis kurang tertarik pada Amerika Selatan. setelah 1520 terdapat ekspedisi lain. Palam kurun 1526 Diogo Garcia mendarat sekitar Santa Catarina. Kolonialisasi besar-besaran timbul pada tahun 1530 yang dipimpin oleh Martim Alfonso de Sousa ( Mukmin, 1981: 24).
Penguasaan Portugis atas Brasil bermula ketika Pedro Alvares Cabral hendak berlayar ke India dan kemudian terdampar di Bahia (1500). Kemudian Cabral mengklaim Brasil sebagai wilayah Portugis.
Portugis benar-benar tertarik pada Brasil karena
1. menyadari bahwa keuntungan perdagangan di India sudah tidak memadai untuk menanggung biaya kerajaan yang relatif boros. Pada tahun 1532 didirikanlah pemukiman Portugis yang bersifat permanen di Sao Vicente yang menandakan Portugis mulai serius ingin menguasai Brasil.
2. Brasil memiliki bahan tambang berupa emas dan kayu celup yang sangat laku di pasaran Eropa
3. dengan kekayaan alam tersebut, bangsa Eropa lain seperti Perancis dan Spanyol menunjukkan minatnya menguasai Brasil. Untuk itu Portugis secepatnya mengikat Brasil sebagai miliknya.
Untuk mengkonsolidasikan dan memperkuat kendali Portugis atas Brasil, pada tahun 1553 Raja John III membentuk 12 sistem kerajaan kecil meskipun hanya Pernambuco dan Sao Vicente yang benar-benar menguntungkan (Grolier, 1989: 243).
Koloni Brasil sempat dikuasai Spanyol antara tahun 1580-1640. Pada saat itu Raja Philip II dari Spanyol berhasil merebut singgasana Portugis dan menguasai seluruh semenanjung Iberia. Raja Spanyol juga menguasai daerah jajahan Portugis di Afrika, Asia dan Amerika (Grolier, 1989: 234).
Antara Portugis dan Spanyol kemudian terjadi perjanjian Tordesillas (7 Juni 1494), yang membagi daerah kekuasaan mereka menjadi dua bagian dengan satu garis demarkasi yang berawal dari garis meridian 370 sebelah Barat Kepulauan Cape Varde. Pada Perjanjian Zaragoza (22 April 1529) garis demarkasi diperluas hingga ke Samudera Pasifik, sehingga Portugis memperoleh Filipina namun kemudian ditukar dengan Spanyol dengan ganti daerah Amerika Latin, yakni Brasil yang berada di sebelah barat demarkasi Tordesillas.
C. Nilai- Nilai Universal
Dalam penemuan dan penguasaan bangsa Eropa di Amerika Latin terdapat nilai-nilai penting yang patut diketahui, antara lain:
a) Semangat dan keberanian para penjelajah mengarungi lautan unuk menemukan daerah baru. Hal tersebut mengajarkan kita agar selalu kreatifdan tertantang untuk menemukan hal-hal baru.
b) Kecintaan bangsa asli Amerika pada bangsanya terutama mempertahankannya dari penjajah.
c) Semangat persatuan yang harus selalu dijaga agar tidak mudah kuasai dan dipecah belah pihak asing.
DAFTAR PUSTAKA
Mukmin, Hidayat.1981. Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini. Jakarta: Ghalia.
Negara Dan Bangsa. 1989. Jakarta Grolier Internasional.
Internet : www.wikipedia.com
Nb : yang aku tandai merah, itu jawabannya, yang lain mungkin bisa jadi referensi.

2. Revolusi diktatorisnya hanya satu, yaitu Revolusi Kuba pimpinan Fidel Castro, merembet ke Chili, lalu negara2 Amerika Latin lainya, mengapa? Karena pasca revolusi Amerika Latin, Amerika sebagai negara adidaya baru tidak ingin rezim Komunis berkuasa. Coba hubungkan dengan buku dan Internet permasalahan ini. ini salah satu alamatnya : http://indonesia.handsoffvenezuela.org/?p=127

3. Jawaban nomor tiga terletak pada kebijakan luar negri A.S, diantaranya ada Good Neighbour Polecy (kebijakan tetangga baik), dan lain sebagainya. Kebijakan tersebut dilakukan agar negara2 di Amerika Latin tidak dikuasai negara2 Eropa, sehingga A.S dengan leluasa dapat menjadi pelindung bagi negara2 di Amerika lainnya. Tentu hal ini dilatorbelakangi oleh beberapa factor. Faktor Eksternal, Amerika ingin eksistensinya sebagai negara kuat baru di dunia semakin mengemuka, dan bahan – bahan mentah yang sangat dibutuhkan Amerika diantara terdapat di negara – negara di Amerika Latin. Faktor Internalnya, di negara2 Amerika Latin, sedang terjadi penjajahan Spanyol, dan perang antar suku akibat persengketaan tanah sering terjadi disini. Ini ada link yang dapat di browsing..
www.scribd.com/doc/61499007/Dominican-Republic
www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20156762.pdf
http://darjaman.wordpress.com/author/darjaman/

4. Bisa dilihat di Buku Garis Besar Sejarah Amerika

5. Pembentukan negara Federasi esensinya dilatar belakangi menyatukan koloni – koloni yang ada di Amerika sebagai negara yang sudah berhasil terlepas dari belenggu penjajahan Inggris, dari situlah kemudian demokrasi hidup. Ini link yang Dapat di browsing..
http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1965107-negara-federasi-atau-negara-konfederasi/
http://www.mail-archive.com/permias@listserv.syr.edu/msg08795.html
http://id.wikisource.org/wiki/Konstitusi_Amerika_Serikat
http://ockym.blogspot.com/2011/01/hakikat-bangsa-dan-negara.html

6.Perang Saudara esensinya dipicu akibat kehidupan Industrialisasi di Amerika Utara tidak sebanding dengan kehidupan agraris yang ada di Amerka Selatan. Amerika Utara semakin maju, sedangkan Amerika Selatan tetap stagnan, sehingga banyak buruh dari Amerika Selatan yang terserap ke Amerika Utara. Ironisnya, peraturan – peraturan dan Undang – Undang yang dibuat oleh konstitusi Amerika kurang adil bagi para buruh, sehingga ini yang menjadi salah satu factor pecahnya Perang Saudara. Ini link yang dapat di browsing…
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/11/perang-saudara-amerika-1861-1865.html
http://mr-andry.blogspot.com/2010/07/perang-saudara-amerika-1861-1865.html

Pembelajaran Sejarah Perlu dan Harus INOVASI

♠ Posted by Aryni Ayu in

Pelajaran sejarah sampai saat ini masih menjadi mata pelajaran yang terkatagori nomer dua, bahkan nomer sekian dari beberapa mata pelajaran yang di sampaikan di sekolah sehingga guru apapun basic pendidikannya, dan dengan pertimbangan sejarah adalah mata pelajaran hapalan dan mudah maka guru apapun dapat mengajarkannya.

Ironi memang, di saat pemerintah mulai mencanangkan profesionalisme dalam pembelajaran dengan diluncurkannya sertifikasi guru, masih banyak ditemukan di temukan sekolah yang memberikan tugas kepada guru yang tidak berbasic sejarah mengajar sejarah, kapan yang namanya profesionalisme dapat dicapai.Itu adalah sisi pembelajaran sejarah yang terkatagori tidak tepat, tetapi disisi lain kadang kekeliruan datang dari ketidakmampuan guru sejarah menciptakan inovasi model pembelajaran, ataupun menggunakan metode pembelajaran yang kreatif.

kekeliruan metode pembelajaran sejarah yang dikembangkan oleh guru disebabkan oleh faktor: (1) padatnya materi pelajaran sehingga memungkinkan untuk mengambil jalan pintas, berarti mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik; (2) guru tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk membelajarkan sejarah yang dapat menarik minat siswa; dan (3) guru cenderung menggunakan satu metode dalam membelajarkan keseluruhan materi, tanpa mempertimbangkan karakteristik dari setiap topik materi yang disampaikan. Kekeliruan dalam pembelajaran sejarah semakin mendapat penguatan karena pilihan pekerjaan menjadi guru sejarah bukan panggilan moral, tetapi hanya ingin cepat mendapat pekerjaan

Ada empat komponen yang saling berkait dan menjadi penyebab munculnya masalah dalam pembelajaran sejarah, yakni: (1) tenaga pengajar sejarah yang pada umumnya miskin wawasan kesejarahan karena ada semacam kemalasan intelektual untuk menggali sumber sejarah, baik berupa benda-benda, dokumen maupun literatur. Pengajar sejarah yang baik adalah mereka yang mampu merangsang dan mengembangkan daya imajinasi peserta didik sedemikian rupa, sehingga cerita sejarah yang disajikan menantang rasa ingin tahu; (2) buku-buku sejarah dan media pembelajaran sejarah yang masih terbatas; (3) peserta didik yang kurang memberikan respons positif terhadap pembelajaran sejarah; dan (4) metode pembelajaran sejarah pada umumnya kurang menantang daya intelektual peserta didik.

Tanpa bermaksud mengabaikan pentingnya membenahi komponen lain, tampaknya pembenahan metode pembelajaran sejarah paling realistis, karena terjangkau oleh guru dan relatif kecil biayanya.apabila kita ingin memperbaiki citra buram dari pelajaran sejarah, diperlukan antara lain usaha-usaha perbaikan cara mengajar guru sejarah. agar sejarah dapat berfungsi, metode pembelajaran sejarah di sekolah harus dibenahi. Pembenahan metode pembelajaran sejarah tidak sekadar menjadi pemicu minat belajar, tetapi juga sebagai salah satu instrument yang berperan memproses anak didik agar mendapat hasil belajar yang baik.

Langkah awal untuk merevitalisasi metode pembelajaran adalah berusaha memahami bagaimana seharusnya mata pelajaran sejarah diajarkan. Setidaknya, ada lima unsur pembelajaran sejarah yang harus diimplementasikan:

(1) variatif; pembelajaran apapun yang dilakukan jika monoton pasti membuat siswa jenuh, bosan, dan akhirnya kurang berminat. Hal ini terjadi dalam pembelajaran sejarah, karena terkonsentrasi pada penerapan metode ceramah, sehingga kesan yang muncul adalah mata pelajaran sejarah identik dengan metode ceramah, bahkan sebagian besar guru sejarah berasumsi bahwa materi sejarah dapat dipindahkan secara utuh dari kepala guru ke kepala peserta didik dengan metode pembelajaran yang sama

(2) dari fakta ke analisis; pembelajaran sejarah di berbagai sekolah ternyata lebih menekankan pada fakta sejarah dan hafalan fakta seperti pelaku, tahun kejadian, dan tempat kejadian. Idealnya, pembelajaran sejarah bukan sekadar transfer of knowledge tetapi juga transfer of value, bukan sekadar mengajarkan siswa menjadi cerdas tetapi juga berakhlak mulia. Karena itu, pembelajaran sejarah bertujuan untuk mengembangkan keilmuan sekaligus berfungsi didaktis, bahwa maksud pengajaran sejarah adalah agar generasi muda yang berikut dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari pengalaman nenek moyangnya.

Menurut Mestika Zed siswa tidak cukup dijejali kesibukan kognitif menghafal pengetahuan lewat fakta-fakta yang sudah mati di masa lalu, sebagaimana banyak terjadi selama ini (Kompas, 13 Agustus 2005). Secara tegas Soedjatmoko (1976:15) menggariskan bahwa harus dibuang cara-cara mengajarkan sejarah yang mengutamakan fakta sejarah. Pandangan ini sangat penting diimplementasikan dalam pengajaran sejarah agar tidak terjadi apa yang dikhawatirkan oleh Winamo Surachmad (1978:9), yaitu siswa tidak berhasil tiba pada taraf kemampuan untuk melihat dan berpikir secara historis, tetapi pengetahuan sejarah mereka berhenti dan terbelenggu oleh sekumpulan data, fakta, dan nama-nama orang. Karena itu, pembelajaran sejarah tidak boleh berhenti pada tingkat fakta, tetapi harus sampai pada domain analisis.

(3) terbuka dan dialogis; praktek pembelajaran sejarah yang tertutup dan monoton berpotensi membawa siswa dalam suasana kelas yang kaku, sehingga memunculkan sikap kurang antusias. Karena itu, guru sejarah wajib mendesain pembelajaran yang bersifat terbuka dan dialogis. Keterbukaan dan dialogis mengharuskan guru sejarah untuk tidak menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber kebenaran di kelas, sebab paradigma teacher centered yang cenderung membuat suasana kelas menjadi tertutup dan tidak mampu menumbuhkan kreativitas siswa sudah harus ditinggalkan kemudian beralih ke student centered.

(4) divergen; sejalan dengan pembelajaran sejarah yang menekankan pada analisis dan dialogis, penerapan prinsip divergen sangat penting agar pembelajaran sejarah terhindar dari kecenderungan yang hanya menyampaikan fakta sejarah. Pembelajaran sejarah bukan hanya 20 + 20 = 40, melainkan juga … (+, x, -, dan …= 40. Artinya, pembelajaran sejarah menghendaki pemecahan suatu masalah dengan memberi peluang kepada siswa untuk menganalisis dan melahirkan banyak gagasan. Dengan demikian tidak cukup sekadar guru menanyakan: “Siapa tokoh proklamator Indonesia?” melainkan harus dikembangkan menjadi: “Mengapa Soekarno – Hatta yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?.”

(5) progresif; pembelajaran sejarah perlu didasarkan pada prinsip progresif. perspektif baru pendidikan sejarah harus progresif dan berwawasan tegas ke masa depan. Apabila sejarah hendak berfungsi sebagai pendidikan, maka harus dapat memberikan solusi cerdas dan relevan dengan situasi sosial dewasa ini. Penekanan prinsip ini merupakan pengewejantahan mata pelajaran sejarah dengan watak tridimensional.

Pers Mahasiswa: Jangan Jadi Corong!

♠ Posted by Aryni Ayu in

Sangat menarik melihat perkembangan persma di era reformasi. Di tengah hiruk pikuk persoalan kampus, masih ada upaya menghidupkan khasanah pers mahasiswa. Memang, posisi strategis yang dimiliki persma sangat penting artinya bagi mahasiswa dan universitas.

Persma dapat menjadi penyambung lidah antara mahasiswa dan universitas. Segala bentuk kritik dan saran bagi universitas dapat disampaikan melalui persma. Sinergi yang erat antara mahasiswa dan universitas dapat menghasilkan situasi yang kondusif dalam perkuliahan. Persma juga dapat digunakan oleh universitas sebagai media sosialisasi kebijakan dan promosi kampus. Sepanjang kebijakan tersebut tidak merugikan mahasiswa akan baik-baik saja. Namun, ketika lembaga persma digunakan sebagai pendukung kebijakan yang sejatinya merugikan mahasiswa sendiri, akan lain ceritanya.

Dalam hal ini, karakter persma akan sangat menentukan keberlangsungan hidupnya sendiri. Ketika persma telah mempunyai prinsip yang kuat, keberadaannya akan menjadi penerang di tengah kegelapan. Semua mahasiswa akan berkiblat kepada persma dalam berbagai masalah terkait kampus tercinta. Informasi yang didapat akan digunakan dengan sebaik-baiknya baik dalam usaha memperoleh pengetahuan maupun dalam menyikapi kebijakan universitas.

Unsur politisasi tidak boleh ada dalam persma. Fungsi dan perannya jangan menjadi corong kebijakan universitas. Persma sering kali tidak berdaya menghadapi tekanan dari pihak universitas. Keberadaan persma dianggap hanya bagian dari kampus sehingga segala hal harus mengikuti kebijakan kampus.

Unsur kritik harus tetap dipertahankan dalam entitas menjaga hubungan dengan para penguasa kampus. Segala macam kritik dan saran membangun diperlukan untuk membentuk universitas yang berkualitas. Universitas bukan lembaga superbody namun bukan pula institusi yang sempurna tanpa cela. Mahasiswa sebagai bagian dari universitas, harus diprioritaskan saran dan kritiknya melalui media persma.