Accesoris KEHIDUPAN


Hakikat Kehidupan Manusia

Manusia adalah makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya di muka bumi ini. Yang Maha Kuasa menciptakan manusia untuk menjadi makhluk bertaqwa yang teruji. Dan untuk keperluan tersebut manusia diperintahkan untuk bersyahadat di dalam kandungan (lihat Q.S Al A’RAAF:172).

Manusia juga diberi nafsu, perasaan, insting/naluri, akal dan hati nurani, untuk menjalani kehidupannya. Manusia juga diberi pedoman dan tauladan agar terhindar dari kesesatan.

Dalam perjalanannya, manusia diberi kebebasan memilih serta godaan yang terus menguji, dan pada akhirnya akan dimintai pertanggungjawabannya setelah mati.

Permasalahan Manusia dalam Mencari Jati Diri

Secara naluriah manusia selalu terpanggil untuk memilih yang baik untuk dirinya. Namun manusia sangatlah terbatas kemampuannya dalam menakar yang baik dan buruk dengan benar. Semua orang pasti merasa benar tapi kalau memang semua benar bagaimana dengan kekacauan serta kerusakan yang terjadi saat ini.

Seperti telah disampaikan dalam hakikat kehidupan manusia di atas bahwa manusia memiliki kebebasan memilih, dan sebelum memiliki kemampuan memilih, manusia melewati beberapa fase kehidupan yaitu fase pembentukan di masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa yang mampu secara mandiri membedakan yang benar dan salah.

Masa pembentukan merupakan masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan landasan bagi nalar manusia ketika sudah dewasa.

Bagi anak-anak yang tidak terbentuk dengan baik akan mengalami kesulitan untuk menjadi manusia mandiri sehingga akhirnya menjadi manusia tak berguna yang hanya bisa menggantungkan hidupnya pada orang lain.

Gasing sebagai Model Hidup Manusia

Gasing adalah sebuah benda, mainan, yang berputar pada porosnya untuk waktu tertentu. Secara inspiratif, lika-liku kehidupan manusia dapat dimodelkan sebagai sebuah gasing.

Sewaktu muda, gasing dibentuk, diukir, dan dipahat. Bagaimana cara ia dibentuk, menentukan seberapa berhasilnya gasing itu bertugas sebagai gasing. Apabila ia dibentuk dengan kokoh dan seimbang, ia akan berputar dengan teguh melawan rintangan dan menampilkan pertunjukkan yang memukau. Apabila ia dibentuk dengan setengah hati dan tidak sempurna, ia akan berputar tidak teratur dan cepat berhenti(mati). Untuk bertahan hidup ia perlu menumpang pada gasing lain yang jauh lebih besar dan kokoh daripadanya. Bahan gasingpun menentukan kematiannya. Apabila bahan pengisinya bagus, ia akan tetap dihargai walaupun sudah mati. Sedangkan apabila bahan pengisinya buruk, ia mungkin akan langsung dibuang ketika sudah mati.

Begitupun manusia, bagaimana ia dibentuk oleh orangtuanya, guru-gurunya, dan lingkungannya sangat menentukan bagaimana ia akan berkarya/memberi manfaat (berputar).

Apabila ia dididik dengan baik, apa yang ia kerjakan akan berupa suatu yang baik pula. Sedangkan apabila ia dididik dengan buruk, tidak mungkin apa yang ia kerjakan akan berupa suatu yang baik, bahkan ia perlu mendapat sokongan hidup dari orang-orang yang berhasil.

Orang-orang yang berhati mulia akan tetap dikenang walaupun ruhnya telah meninggalkan dunia fana, sedangkan orang-orang yang berhati busuk mungkin akan segera dilupakan.

Kesimpulan

Kita adalah makhluk yang diciptakan atas kehendak Yang Maha Kuasa dengan segala kemampuan untuk mencapai kesempurnaan. Pemahaman akan hal ini sangatlah penting untuk mempercepat proses pencapaiannya.

Gasing dapat dipakai sebagai model untuk membantu memahami hal yang tersebut diatas, dimana terdapat banyak kemiripan dengan proses perjalanan hidup manusia. Mulai dari pembentukannya, persiapannya, perputarannya yang mandiri, hingga berhenti berputar.

Untuk menjadi manusia yang mandiri kita harus memiliki bentuk yang terbaik. Seimbang lahir batin yang digambarkan oleh bentuk yang seimbang, dan berilmu yang digambarkan oleh berat. Semakin seimbang dan berbobot suatu gasing, maka putarannya akan semakin stabil dan tahan lama. Semakin seimbang lahir batin dan berilmu seorang manusia, maka akan semakin stabil menghadapi segala rintangan hidup. pada akhirnya ia akan dikenang sepanjang masa meski ia telah mati (karena ia adalah emas bagi kehidupan kehidupan)