♠ Posted by Aryni Ayu in My Chicken of Soup at 06.15
Mereka
berusaha membunuh karakterku dari awal aku berkarir. Tidak ada yang yang gratis
dibawah sinar matahari, dan jangan peduli tentang apa yang orang lain katakan.....
Bukan pertama kali ini saja perasaanku
tidak dihargai, bahkan tubuh pun tidak berdaya karena ucap buruk orang lain.
ini terjadi sejak aku masih berada di bangku junior high school. Sebuah tempat dimana anak-anak orang kaya
berkumpul, bermanja-manja penuh dengki, dan memaki orang lain yang memiliki
kekurangan. Entah apa yang kurasakan dulu, yang jelas aku selalu apatis
menghadapi egoisme mereka. Aku bahkan tidak peduli tentang apa yang mereka
katakan, sungguh mereka bukan pengasuhku, mereka juga bukan Tuhan yang patut
aku hormati, cuih! Tapi itu sudah berlalu lama, nyatanya di masa high school, duniaku penuh dengan
kekuasaan. Banyak teman yang rela melakukan apa saja untukku. Ya, aku sudah
mulai mahir memainkan kekuasaanku, beginilah rasanya dihargai.
Sekarang, bukan waktunya menjadi remaja.
Sudah waktunya mendidik remaja, karena aku adalah seorang pendidik. Aku sendiri
pun tidak menyadari jika aku akan menjadi salah satu orang yang sangat ditiru,
dinilai segala tindak tanduknya, dan penuh dengan birokrasi. Inilah dunia
dimana orang dapat menjadi kambing hitam kapan saja. Dunia tempat para
penjilat, pesombong, pepamer, dan pendengki berkumpul menjadi satu. Dan kau,
jika kau bergerak terlalu banyak, mereka akan siap mengikatmu kapan saja
seperti kuda poni yang patuh pada majikan. Sungguh, aku bukan orang ala keraton
yang siap memakai topeng kapan saja, apalagi ber’sendiko pandhita’ kepada raja
dengan tidak sepenuh hati. Apakah Raja akan siap suatu waktu digulingkan oleh
orang biasa? Karena dia bukan orang tua yang siap pensiun, melainkan anak muda
yang sedang belajar membabat keonaran!
Aku tidak tahu penjajahan apa lagi yang
sedang dan akan terjadi padaku, terutama di usia yang sangat bersinar ini,
karirku tidak boleh roboh hanya karena para penjajah. Kau tahu apa yang
dilakukan penjajah itu? Mereka berusaha membunuh karakterku dari awal aku
berkarir. Terkadang mereka mengkritikku tentang hal-hak yang tidak aku
mengerti, diantara pendengki itu sangat berharap bahwa aku tidak layak berdiri
sejajar dengan mereka. Lihat saja cara mereka berbicara, berekspresi, dan
bercanda tawa, tidak pernah membiarkan orang-orang berstrata dibawahnya ikut
berbicara, apalagi sekedar menertawakan sesuatu. Ah, memangnya mereka pikir
sedang tinggal di Acropolis? Tempatnya
para dewa dewi Yunani nan perkasa berkumpul? Jangan berhayal!
Bercita citalah setinggi angkasa, maka jatuh
pun kau tetap akan tersasar diantara bintang-bintang, kata seorang filosof
Yunani. Menjadi seseorang yang diremehkan memang bukanlah hal yang bisa
diapatiskan. Ini menjadi cambuk bagi mimpiku agar segera keluar dari tidurnya,
kemudian segera bergegas mewujudkan. Tidak ada yang yang gratis dibawah sinar
matahari, dan jangan peduli tentang apa yang orang lain katakan. Karena mereka
hanya sekedar berucap, dan kau akan tahu perkataan mereka akan berubah setiap
menitnya, mereka tidak akan mudah mengingat siapa diri kita. Well, untuk apa
sangat sibuk menuruti perkataan orang lain? Itu akan menyulitkanmu, sungguh!
0 komentar:
Posting Komentar