Permintaan Sederhana

♠ Posted by Aryni Ayu in at 16.32
Tak satupun orang mengerti. Mungkin hanya menggeleng – gelengkan kepala, diam tertunduk, atau tersenyum mengerikan bagai topeng – topeng seram di Pesta Halloween



Ketika ku menatap langit, tak sedikitpun kemilau bintang tampak. Mungkin dulu, ketika ku masih muda, tak pernah ada keluh kesah terlintas di raut mukaku, di make up-ku, bahkan di setiap lekukan tubuhku. Langit – langit memang gelap, penuh dengan teka – teki dibalik hembusan mendungnya. Bagaikan mendapat hadiah besar ketika banyak beban diletakkan disamping pundakku, tak pernah marah, bahkan egoistis. Tapi akhir – akhir ini, semua berbeda. Beban yang seharusnya lima pounds berubah menjadi lima ton. Entah apa yang ada di benak seorang gadis ini. Begitu rupawan seiring tumbuhnya kedewasaan, namun terkadang drastis di satu post lingkaran kehidupan. Takdir seperti apa sebenarnya yang ditamparkan Tuhan kepadanya? Tak satupun orang mengerti. Mungkin hanya menggeleng – gelengkan kepala, diam tertunduk, atau tersenyum bagaikan topeng – topeng seram di Pesta Halloween.

Mencoba menjadi rupawan yang lain. Ya, itu ucapnya ketika berada diawal puing – puing akademika. Membuat sekat – sekat tebal untuk pertalian sosial. “ah, dengan cara ini aku pasti akan mendapatkan banyak koneksi berkualitas, tak seperti dulu”. Bicaralah hatinya menunjukkan sebuah jalan yang mungkin terlalu lurus. “Apakah mereka temanku? Sepantas apakah mereka mengenalku? Tidak! Mereka terlalu badung, terlalu bodoh, terlalu berlebihan..” terlalu dan terlalu terlalu. Hanya itu saja yang ada dalam penilaian hatinya, justru membuat kehidupan semakin menabrak kebelakang.

Lorong waktu berjalan hingga sampai pada suatu pusaran waktu. Tak terasa langkahnya semakin terhenti. Tersadarlah gadis itu, hanya membuang waktu dengan sibuk memikirkan suatu kesempurnaan. Pernah merasa dirinya merasakan lingkaran kebebasan. Mulai keluar dari sekat, dan menikmati indahnya romantika. Namun ironi, dirinya berada di ambang batas. Bukankah perbatasan itu selalu lebih sulit? Inilah yang dia rasakan. Butuh waktu untuk bisa kembali, merindukan masa – masa indah, atau bahkan sekedar memikirkan kesuksesan. Mungkinkah jika suatu hari dirinya berada di singgasana terhormat untuk merasakan indahnya sebuah kerja keras itu? Ingin rasanya menjadi raja sehari, tapi tidak! untuk apa? Hanya seorang gadis. Tak ingin menjadi raja, sepintas hanya ingin keadilan dan jalan keluar.

“Aku ingin menjadi orang hebat!” Ikrar menggema di kamar tidur miliknya. “Tapi sehebat apakah? Bisakah aku bahagia?” terkadang menampikkan agama, terkadang mengunggulkan ideology, dan rasionalitas. Ah, aku ingin taman firdaus, banyak orang memberi jempol pada setiap usahaku, bukankah….itu permintaan yang sederhana?”

0 komentar:

Posting Komentar