Manisnya!

♠ Posted by Aryni Ayu in at 00.17

-Day 3-
Wednesday, 23th January 2013

Bukankah orang yang bisa benar – benar membuat kita bahagia adalah orang yang kita senang dan merasa sudah kenal dekat meski belum kenal sama sekali? Ijinkanlah Ya Allah, Tuhanku, untuk dua doa itu, terimakasih.

            Malam ini ditemani tampannya suara I’ll divo, regre sami, spanyolnya lagu Unbreak my Heart. Yah meski pembaca tak mengerti lagu – lagu itu mungkin, yang jelas that’s song was very – very hot, sexy, like underwear, huz! haha! Disambung torn – nya Natalie Imbruglia, mantap. Sudah dua hari yang lalu, chicken of soup-ku tidak aku isi. Maklum, dua hari itu aku sibuk mengurusi laporan KK jahanam, direvisi, di edit, di print, nungguin di fotokopian, berulang kali, huh! Untung tadi pagi hanya memberikan pada dosen, lalu diambil lagi nanti hari jumat. Ingin kubakar saja laporan – laporan itu, terus abunya aku lap-kan ke muka pak Marjuki. Itu, hanya seorang petugas uppl yang patut dibina-saken. Hari senin kemarin juga aku sempet ujian laporan kk sama temen – temen. Abis bener gue dilibas dosenku. Yang katanya laporan hancur lah, ga konsisten lah, bilang tulisan aku jelek juga, sampai malam pun aku tidak bisa tidur, apakah benar – benar jelek? emangnya situ tau tentang jurnalistik? Ah, orang awam memang selalu berkata apa yang dia tidak tahu, mengalah sajalah!
            Untuk hari ini, aku khususkan diri untuk lebih menghargai hal – hal kecil yang bisa aku lihat, punya, dan rasa. Bangun tidur, aku lihat jam, berdiri sambil setengah tidur, mengambil wudlu, dan shalat. Ya, jangan heran, akhir – akhir ini aku lebih mengenal Tuhan, dia penenangku. Selesai, kurebahkan diri sebentar, melihat pesan di handphone, lagi – lagi tidak ada pesan sama sekali dari pangeran rewel itu. Sudahlah, kemudian aku menuruni tangga layaknya cinderella yang baru bangun tidur, kemudian membantu mama di dapur. Sembari memikirkan rencana yang akan kujalani. Benar – benar rutinitas yang membuat pikiranku tak lagi mati!
            Waktu segera menunjukkan detaknya pada angka 8 lebih, maka aku pun segera berangkat ke tempat teman. Memakai baju berwarna biru, sepan biru, blazzer biru tua, tas sophie martin, dan sepatu bermerekan fladeo. Sekarang, jika aku keluar ataupun bersikap, harus bermerek, sama seperti penampilanku, begitu seharusnya wanita! Akhirnya aku sampai di tempat teman, ternyata dirinya sudah berangkat terlebih dahulu ke kampus. Lalu temanku yang satu lagi, tampak terburu – buru dan seperti punya lebih banyak kesibukan, sangat berbeda dengan dulu. Jika dulu, akulah yang selalu lebih sibuk dari wanita – wanita lainnya di kampus, sekarang, kenapa aku merasa tidak berguna?
Oh, semoga hanya perasaanku saja. Karena aku rasai, aku sedikit lelah dengan kesibukan selama ini. Praktek menjadi guru sudah, menjadi ketua dari guru – guru praktek sudah, menerima job untuk menjadi guru les seorang anak blasteran Jerman sudah, mengerjakan proposal skripsi juga sudah, meski harus revisi lagi, tapi aku merasa semuanya sudah kujalani sepenuh hati. Aku masih ingin istirahat, ya, untuk beberapa detik saja aku ingin merasa santai seumur menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Aku ingin cepat – cepat seminar skripsi ya Allah, Tuhanku, ijinkanlah segera!
Setelah itu, aku melangkah sedikit untuk memprogramkan proposal seminar dan skripsiku di pusat TI, tapi ternyata tidak bisa. Malah bertemu dengan mantan, si Wahyu, lagi – lagi dia masih saja baik dan manis, untuk ukuran laki – laki yang aku sia – siakan dulu, dia masih tetap menjadi yang terbaik. Tadi hanya bertegur sapa dengannya sedikit, dan ketika aku melihat foto perempuan di handphonenya, aku sadar, aku tidak berhak menyia – nyiakannya lagi, dan harus segera melupakannya.
Selesai urusan di kampus, kuputar sepedaku menuju kantor papa. Yang ada di otakku tadi hanyalah dunia maya. Ingin membuat bisnis online, tapi tentang artikel, tulisan, dan majalah online. Semoga bisa. Sesampai disana, ya ampun, aku justru bertemu dengan Rizky. Itu si manis, pendiem, dan pemalu yang dari setahun lalu aku sangat suka kepadanya. Bahkan jauh sebelum ada Mahendra, si pangeran rewel itu. Dia pegawai papa, akhirnya, baru tadi siang baru bisa bercakap – cakap dengannya. Walau hanya bas – basi, tapi hatiku masih tersihir olehnya. “Cari bapaknya ya? Masih rapat, ini mau aku jemput, mau ikut kah? Biar sekalian ketemu” “Oh enggak mas gampang deh nanti aku kesini lagi,” kataku, smabil berbalik dan tersenyum bahagianya, manis banget.
Terus saja sepeda yang kukendarai menuju lampu merah dekat smp ku dulu, dan tiba – tiba dia berada di sebelahku. Sungguh hati rasanya sudah ingin keluar dari tubuh, ingin aku katakan bahwa aku benar – benar menyukainya. “Mbak, ayo kalo mau ikut, sekalian”, “ia mas, nanti aja deh, aku mau ke toko buku dulu”, “oh iya, duluan ya”. Ia manis..ups, hanya dalam hati tapi. Ya Tuhan, dia benar – benar aku suka, seandainya dia memang bisa membuatku bahagia, mungkin suatu hari nanti aku benar – benar mendapatkan laki – laki yang aku benar – benar suka pada pandangan pertama. Riski riski, sadar tidak kau dari pertama bertemu, mata kita saling menatap namun tak saling meneruskan. Andai hubungan kita bisa menjadi dekat, semoga!
Bukankah orang yang bisa benar – benar membuat kita bahagia adalah orang yang kita senang dan merasa sudah kenal dekat meski belum kenal sama sekali? Bukan karena pelarian, sungguh perasaanku pada mahendra hanya karena waktu, tapi untuk riski? Aku berharap lebih, semoga benar – benar terjadi. Ijinkanlah Ya Allah, Tuhanku, untuk dua doa itu, terimakasih.

0 komentar:

Posting Komentar