Itulah sebabnya mengapa
para ilmuwan, seniman, ataupun para pemikir besar sangat sedikit jumlahnya jika
dibandingkan manusia umum di bumi ini. Karena mereka berpikir diluar kotak
Rutinitas hanya membuat
kita jatuh ke liang lahat, dan ‘tak terduga’ akan mendorong kita untuk bangkit
dari liang lahat
Pernahkah
Anda merasa nyaman – nyaman saja dengan kehidupan Anda? Seberapa sering
tantangan yang Anda hadapi setiap harinya? Atau Anda adalah orang yang sering
mengistirahatkan otak?
Seorang
desainer iklan rokok menghias kata – kata promosinya melalui “Thinking out the
box”, belajarlah berpikir diluar kebiasaan. Iklan yang dibuat pun luar biasa
bagusnya. Kreativitasnya benar – benar diluar kebiasaan, mengingat rokok yang
harus terjual seluas – luasnya ditengah sempitnya peraturan merokok. Apakah Anda
pernah melihat seorang Lady Gaga tampil normal? Albert Einsten yang dikira gila
pada masa mudanya karena berpikir berbeda dari orang – orang sekitar? Atau Raden
Ajeng Kartini yang bukan saja awalnya diremehkan oleh kaum lelaki tapi juga
oleh elit Belanda karena keberaniannya menentang kebiasaan ‘wanita adalah
posisi nomor dua’. Orang – orang seperti mereka sangat jarang kita temui di
masyarakat umum. Pemikiran mereka bertentangan dengan aturan – aturan umum
manusia. Itulah sebabnya mengapa para ilmuwan, seniman, ataupun para pemikir
besar sangat sedikit jumlahnya jika dibandingkan manusia umum di bumi ini. Karena
mereka berpikir diluar kotak.
Definitifnya,
berpikir diluar kotak (thinking out the box) adalah momen dimana manusia mampu
mengandalkan otaknya untuk berpikir bertindak diluar batas kewajaran, tidak
umum, dan cenderung melawan arus. Prinsip thinking out the box dapat saja
dimiliki oleh semua manusia, tentu dengan beberapa syarat. Pertama, taking
risk! Seorang yang berani mengambil resiko, biasanya orang – orang pemberani
yang menyanggupi segala konsekuensi di depannya. Jika Anda berkata “saya akan
selesaikan sisa 120 halaman ini besok pagi kepada seorang editor”, seorang guru
sejarah yang berkata pada murid muridnya
“meski jam pengajaran terbatas, tapi besok Ibu akan membawakan veteran untuk
menceritakan kisah historisnya, agar kalian mengerti pentingnya nilai sejarah”.
Maka, merekalah yang akan berani membuat perubahan.
Kedua, Open
Mind! Bandingkan antara seorang kolot yang tidak mau mendengar apa kata orang dengan
seorang kreatif yang selalu menjadi pendengar baik saat orang lain
mengkritiknya. Bayangkan ketika mereka dihadapkan pada pada sebuah proyek besar
yang sama. Mana diantara mereka yang lebih disukai klien? Mana dari mereka yang
mampu beradaptasi dengan kegagalan yang mungkin saja terjadi? Tentu seorang
yang kreatif. Dia adalah orang yang memiliki pemikiran terbuka, mau mendengar
apa kata orang lain, dan cenderung menutup telinganya saat telah menemukan
jawaban atas permasalahan. Orang – orang berpemikiran terbuka, akan cenderung
berpikir kearah perubahan, kearah mana dunia yang dia miliki akan diarahkan,
dan seberapa besar pengaruhnya untuk perubahan orang lain. Permikian terbuka,
mendorong pikiran ke arah tak terbatas.
Ketiga, jauhi
rutinitas! Pernahkah Anda merasa bosan melakukan hal – hal yang sama setiap
harinya? Bangun tidur, makan, mengirim email kepada bos, berangkat kerja,
pulang kerja, dan tidur lagi. Tak bisakah jika kita sedikit mengisinya dengan
pemikiran dan tindakan tak biasa? Bangun tidur, membeli coffe agar tak
mengantuk, berangkat kerja, memberi ide – ide cemerlang kepada bos sekaligus
mengkritik tindakannya yang mungkin tak sesuai dengan pemikiran kita, kemudian
pulang kerja yang tak langsung pulang untuk mengikuti grup ‘pemberi nasi’ bagi
orang – orang miskin di kota (di jakarta contohnya). Barulah kita boleh
beristirahat lima jam agar badan kembali bugar. Rutinitas hanya membuat kita
jatuh ke liang lahat, dan ‘tak terduga’ akan mendorong kita untuk bangkit dari
liang lahat.
Dengan memenuhi
prasayarat tersebut, kita sudah punya modal untuk berpikir diluar kotak, diluar
batasan. Memang, orang yang berbeda dari lainnya akan cenderung ‘dikucilkan
(bullying)’ dari lingkungan sekitarnya, dan tak jarang hanya memiliki sedikit
teman, karena mereka dianggap mengganggu. Namun orang – orang yang cenderung
berpikir menggunakan otak kanan ini adalah orang – orang acak, kreatif, dan
penuh inovasi. Jadi wajar – wajar saja jika mereka nantinya akan sukses dengan
cara yang luar biasa. Karena thinking out the box akan mengajarkan manusia bagaimana
cara mengguncang dunia. Ilmuwan, seniman, artis, inovator, penulis, adalah
salah satu dari mereka, apakah Anda tertarik?
0 komentar:
Posting Komentar