Cover, pentingkah?

♠ Posted by Aryni Ayu in at 20.14


Cover yang memang menggoda, menarik perhatian, dan membuat manusia serasa sempurna, bukankah itu juga berguna untuk menutupi bobrok – bobrok yang kita punya?
Benarkah manusia bahagia dengan sebuah cover?


            Hukum majalah menyatakan “cover itu menjual”, menjual isi, ragam, dan harganya. Seperti manusia yang ada di bumi ini, wajah – wajah yang tak pernah mungkin tidak memakai cover. Seperti wanita memakai gincu, bedak, atau pewarna alis. Laki – laki metroseksual yang sangat mementingkan baju apa yang dipakai. Atau para profesionalitas lain yang butuh cover untuk sebuah pengakuan. Semua orang di dunia rasa – rasanya membutuhkan pembungkus lain selain dirinya sendiri. Pertanyaannya, pentingkah?

            Seberapa banyak perasaan yang kita pakai untuk memakai sebuah cover? Membentuk seakan – akan kita adalah patung sexy yang menggoda. Menyerai bagaikan Tuhan yang tak pernah punya dosa. Menyingkirkan bentuk Iblis dibalik sifat manusia kita. Terkadang juga menyingkirkan hal – hal yang tidak berbau malaikat. Cover yang memang menggoda, menarik perhatian, dan membuat manusia serasa sempurna, bukankah itu juga berguna untuk menutupi bobrok – bobrok yang kita punya?

            Di suatu pagi yang penuh manusia berlalu lalang, melakukan segala kegiatan dunia. Ya sekiranya terdapat manusia terpenjara yang ingin bebas dari sebuah penjara. Berterbangan kemana – kemana mencari seorang pangeran yang akan membawanya bebas. Kiranya, manusia itu sudah tak memikirkan lagi sebuah bentuk kesempurnaan. Dirinya merasa bahagia dengan seseorang yang membuatnya merasa nyaman. Mencoba sesuatu hal yang sudah lama ditinggalkannya, yaitu cinta. Yang membuatnya meninggalkan cover – cover yang dulu dia bentuk. Rasanya, hanya bahagia yang dia ingin, bukan cover!

            Meski sedikit ironi menghadapi tingkah ibunda manusia terpenjara itu. Tanpa mempersilahkan seseorang yang membuat manusia itu bahagia, hanya menyerukan sepatah kata, perintah untuk mengusir. Seakan terdapat tembok emas yang tak boleh diterabas. Hanya cover – cover terbaik yang bisa menembusnya. Tembok yang dipergunakan entah untuk melindungi puterinya atau rasa kaget berlebihan. Entahlah. Betulkah itu pengorbanan yang dilakukan untuk sebuah cover?

Cover. Hanya sebuah pembungkus palsu. Dicitrakan sedemikian rupa agar memagnetisasi banyak hari manusia lain. Untuk urusan harga diri, ini memang penting dilakukan, mengingat manusia adalah campuran baik dan buruk. Menimbang beratnya emas yang harus dimiliki seseorang. Tak lain, agar dihargai. Emas yang membutuhkan cover. Cover yang juga dapat menyakiti manusia lain, sengaja atau tidak. Penting atau tidak, benarkah manusia bahagia dengan sebuah cover?

0 komentar:

Posting Komentar