Narkoba, Penguasa Baru Negeri ‘ini’ ?

♠ Posted by Aryni Ayu in
Bukankah candu itu adalah senjata paling ampuh untuk meluluh lantakkan suatu negara? (Confusius, 589 SM)

Penguasa baru! Mungkin itu ungkapan yang cukup serasi bagi penemuan fakta – fakta narkoba hari ini. Informasi terus bergulir mewarnai pemberitaan berbagai media massa dan elektronik. Rupanya, narkoba menguasai hampir setiap lini gerak – gerik masayarakat. Informasinya cukup mudah. Di google, penemuan 1000 lebih artikel tentang terjeratnya artis, pengusaha, penegak hukum, akuntan, dan lain sebagainya. Tak peduli tua – muda, kaya ataupun miskin, rentan untuk masuk dalam lingkaran narkotika. Beberapa hari lalu, Kita perlu mengapresiasi Badan Narkotika Nasional (BNN) dari segi tindak dan gerak dapat menemukan sederet nama artis yang ditetapkan positif sebagai pengguna narkoba. Dari tangan mereka, terdapat narkoba jenis ganja, narkoba jenis baru “derifat katinon”, dan sabu. Bukan hal baru sebenarnya jika artis dengan popularitasnya tertangkap tangan menggunakan barang fantasi nan ilegal tersebut. Pendahulu mereka bahkan pernah dua kali di penjara, atau dipenjara sehari seusai mengisi acara sebagai duta narkoba. Hanya, mereka seharusnya lebih banyak belajar.

 Bukan artis yang harus kita persalah dan masalahkan, tapi ‘tingkah’ dan ‘pola’ narkoba yang telah merajai masyarakat. Tak peduli dari status sosial, usia, pendapatan, dan profesi. Jelasnya, sebesar 68% anak bangsa telah menjadi korban. Penguasa ini sudah sejak lama tinggal di Indonesia. Di tahun 1968, penyelundupan candu dari Singapura masuk melalui Cirebon. Pada 12 April 1971, narkotika telah tersebar di Indonesia (Kompas, 30 Januari 2012). Hingga 44 tahun kemudian, penguasa – penguasa Indonesia beserta hukumnya tak mampu menaklukan penguasa baru kita ini.

Jika kita mampu membayangkann lebih dari apa yang kita bayangkan. Narkoba tak hanya sekedar obat yang dapat membuat pemakainya terbius, merasakan fantasi berlebihan, riang gembira mendekati kegilaan. Jika kita mendapati kasus semacam terorisme, pembunuhan, ataupun tindakan kriminal lain, dampaknya dapat langsung terlihat. Namun narkoba? Berilah tanda tanya besar kepadanya.

Generasi muda yang sudah terlibat, akan terus – menerus membeli meski harganya naik, kemungkinan besar akan menimbulkan tindak kejahatan. Selain itu, mental mereka yang telah mengalami pengrusakan, akibat zat – zat yang terkandung dalam narkoba. Derifat Katinon misalnya, merupakan jenis baru narkoba yang biasa digunakan untuk meningkatkan vitalitas sapi atau kuda saat musim kawin tiba. Lainnya, sehari – hari difungsikan untuk pembersih ponsel, atau perhiasan (Surya, 30 Januari 2013). Bisa dibayangkan apabila zat – zat kimia tersebut digunakan secara wajar dalam tubuh manusia? Bukan saja fisik yang terlihat rapuh, namun juga mental yang juga segera hancur. Semua itu hanya masalah waktu saja.

Benar – benar efek yang mengerikan! Lebih dari sekedar efek kepemimpinan otoritarianisme ataupun fasisme, penguasa baru lebih berkuasa mematikan sendi – sendi bangsa. Bukan cerita fiksi lagi bila anak bangsa tengah mengalami krisis moralitas akibat barang ilegal tersebut. Penguasa tersebut harus dibunuh! Segera jatuhi hukuman mati seperti di Singapura dan Malaysia terhadap semua orang yang berkepentingan dengan narkoba. Tak perlu juga sang ‘budak’ penguasa mematikan itu diberi grasi, remisi atau apalah namanya semua pengurangan hukuman itu, hapus saja! Toh kita juga tidak mau narkoba menjadi penguasa baru negeri ini. Bukankah candu itu adalah senjata paling ampuh untuk meluluh lantakkan suatu negara? (Confusius, 589 SM).

Manisnya!

♠ Posted by Aryni Ayu in

-Day 3-
Wednesday, 23th January 2013

Bukankah orang yang bisa benar – benar membuat kita bahagia adalah orang yang kita senang dan merasa sudah kenal dekat meski belum kenal sama sekali? Ijinkanlah Ya Allah, Tuhanku, untuk dua doa itu, terimakasih.

            Malam ini ditemani tampannya suara I’ll divo, regre sami, spanyolnya lagu Unbreak my Heart. Yah meski pembaca tak mengerti lagu – lagu itu mungkin, yang jelas that’s song was very – very hot, sexy, like underwear, huz! haha! Disambung torn – nya Natalie Imbruglia, mantap. Sudah dua hari yang lalu, chicken of soup-ku tidak aku isi. Maklum, dua hari itu aku sibuk mengurusi laporan KK jahanam, direvisi, di edit, di print, nungguin di fotokopian, berulang kali, huh! Untung tadi pagi hanya memberikan pada dosen, lalu diambil lagi nanti hari jumat. Ingin kubakar saja laporan – laporan itu, terus abunya aku lap-kan ke muka pak Marjuki. Itu, hanya seorang petugas uppl yang patut dibina-saken. Hari senin kemarin juga aku sempet ujian laporan kk sama temen – temen. Abis bener gue dilibas dosenku. Yang katanya laporan hancur lah, ga konsisten lah, bilang tulisan aku jelek juga, sampai malam pun aku tidak bisa tidur, apakah benar – benar jelek? emangnya situ tau tentang jurnalistik? Ah, orang awam memang selalu berkata apa yang dia tidak tahu, mengalah sajalah!
            Untuk hari ini, aku khususkan diri untuk lebih menghargai hal – hal kecil yang bisa aku lihat, punya, dan rasa. Bangun tidur, aku lihat jam, berdiri sambil setengah tidur, mengambil wudlu, dan shalat. Ya, jangan heran, akhir – akhir ini aku lebih mengenal Tuhan, dia penenangku. Selesai, kurebahkan diri sebentar, melihat pesan di handphone, lagi – lagi tidak ada pesan sama sekali dari pangeran rewel itu. Sudahlah, kemudian aku menuruni tangga layaknya cinderella yang baru bangun tidur, kemudian membantu mama di dapur. Sembari memikirkan rencana yang akan kujalani. Benar – benar rutinitas yang membuat pikiranku tak lagi mati!
            Waktu segera menunjukkan detaknya pada angka 8 lebih, maka aku pun segera berangkat ke tempat teman. Memakai baju berwarna biru, sepan biru, blazzer biru tua, tas sophie martin, dan sepatu bermerekan fladeo. Sekarang, jika aku keluar ataupun bersikap, harus bermerek, sama seperti penampilanku, begitu seharusnya wanita! Akhirnya aku sampai di tempat teman, ternyata dirinya sudah berangkat terlebih dahulu ke kampus. Lalu temanku yang satu lagi, tampak terburu – buru dan seperti punya lebih banyak kesibukan, sangat berbeda dengan dulu. Jika dulu, akulah yang selalu lebih sibuk dari wanita – wanita lainnya di kampus, sekarang, kenapa aku merasa tidak berguna?
Oh, semoga hanya perasaanku saja. Karena aku rasai, aku sedikit lelah dengan kesibukan selama ini. Praktek menjadi guru sudah, menjadi ketua dari guru – guru praktek sudah, menerima job untuk menjadi guru les seorang anak blasteran Jerman sudah, mengerjakan proposal skripsi juga sudah, meski harus revisi lagi, tapi aku merasa semuanya sudah kujalani sepenuh hati. Aku masih ingin istirahat, ya, untuk beberapa detik saja aku ingin merasa santai seumur menuntut ilmu di bangku perkuliahan. Aku ingin cepat – cepat seminar skripsi ya Allah, Tuhanku, ijinkanlah segera!
Setelah itu, aku melangkah sedikit untuk memprogramkan proposal seminar dan skripsiku di pusat TI, tapi ternyata tidak bisa. Malah bertemu dengan mantan, si Wahyu, lagi – lagi dia masih saja baik dan manis, untuk ukuran laki – laki yang aku sia – siakan dulu, dia masih tetap menjadi yang terbaik. Tadi hanya bertegur sapa dengannya sedikit, dan ketika aku melihat foto perempuan di handphonenya, aku sadar, aku tidak berhak menyia – nyiakannya lagi, dan harus segera melupakannya.
Selesai urusan di kampus, kuputar sepedaku menuju kantor papa. Yang ada di otakku tadi hanyalah dunia maya. Ingin membuat bisnis online, tapi tentang artikel, tulisan, dan majalah online. Semoga bisa. Sesampai disana, ya ampun, aku justru bertemu dengan Rizky. Itu si manis, pendiem, dan pemalu yang dari setahun lalu aku sangat suka kepadanya. Bahkan jauh sebelum ada Mahendra, si pangeran rewel itu. Dia pegawai papa, akhirnya, baru tadi siang baru bisa bercakap – cakap dengannya. Walau hanya bas – basi, tapi hatiku masih tersihir olehnya. “Cari bapaknya ya? Masih rapat, ini mau aku jemput, mau ikut kah? Biar sekalian ketemu” “Oh enggak mas gampang deh nanti aku kesini lagi,” kataku, smabil berbalik dan tersenyum bahagianya, manis banget.
Terus saja sepeda yang kukendarai menuju lampu merah dekat smp ku dulu, dan tiba – tiba dia berada di sebelahku. Sungguh hati rasanya sudah ingin keluar dari tubuh, ingin aku katakan bahwa aku benar – benar menyukainya. “Mbak, ayo kalo mau ikut, sekalian”, “ia mas, nanti aja deh, aku mau ke toko buku dulu”, “oh iya, duluan ya”. Ia manis..ups, hanya dalam hati tapi. Ya Tuhan, dia benar – benar aku suka, seandainya dia memang bisa membuatku bahagia, mungkin suatu hari nanti aku benar – benar mendapatkan laki – laki yang aku benar – benar suka pada pandangan pertama. Riski riski, sadar tidak kau dari pertama bertemu, mata kita saling menatap namun tak saling meneruskan. Andai hubungan kita bisa menjadi dekat, semoga!
Bukankah orang yang bisa benar – benar membuat kita bahagia adalah orang yang kita senang dan merasa sudah kenal dekat meski belum kenal sama sekali? Bukan karena pelarian, sungguh perasaanku pada mahendra hanya karena waktu, tapi untuk riski? Aku berharap lebih, semoga benar – benar terjadi. Ijinkanlah Ya Allah, Tuhanku, untuk dua doa itu, terimakasih.

Kontes blog: Aku Berbatik 1-31 Januari 2013

♠ Posted by Aryni Ayu in



Hadiah Utama: Rp 2.5jt + Trip batik

Pemenang ke-2: Rp 1.5jt + voucher Berbatik Rp500rb

Pemenang ke-3: Rp 500rb + voucher Berbatik Rp500rb


www.berbatik.com, e-commerce batik pertama di Indonesia mengajak blogger menunjukkan kecintaan pada batik.
Caranya?
Buatlah tulisan non-fiksi di blog mengenai batik. Tulisan boleh berkisar mengenai pengalaman menggunakan batik, membuat batik, kecintaan pada batik, opini mengenai batik, kekhawatiran dengan nasib batik, impian pada batik, observasi pada batik, dan banyak hal lainnya asalkan masih berkenaan dengan batik.


Tata Cara

  1. Alamat facebook peserta harus pernah digunakan untuk Sign in ke www.berbatik.com
  2. Peserta wajib klik "Like" fpage Berbatik
  3. Peserta harus menjadi follower akun twitter @berbatikcom
  4. Kata-kata di dalam tulisan yang wajib diberi hyperlink www.berbatik.com : 
    - batik
    - malam
    - canting
    - berbatik
    - belanja
    - batik online
    - butik batik
    - toko batik
    - online
  5. Kata-kata yang dianjurkan ada di dalam blog:
    - berbatik
    - batik online
    - butik batik 
    - toko batik
  6. Peserta wajib memasang banner Berbatik pada widget sidebar blog atau di dalam postingan sebagai tanda keikutsertaan kontes.
    Banner dalam bentuk jpeg: "http://bit.ly/KontesBlogBerbatik"
    Banner dalam bentuk html: "<a target="_blank" href="http://www.berbatik.com"><img style="" src="http://i1257.photobucket.com/albums/ii520/berbatikcom/Newsletter/Newsletter-Kontes-Blog-01_04_zpsfbc73f2d.jpg"/></a>"
  7. Mempromosikan link blog berisi artikel via twitter dengan mention @berbatikcom dan menyertakan tagar #akuberbatik dan tagar #berbatik
  8. Perpendek Link dengan bantuan hootsuite, tinyurl, dll.
  9. Peserta wajib mengisi data diri dan dikirimkan ke akuberbatik@gmail.com
    - Nama
    - No. HP:
    - No. KTP:
    - E-mail:
    - Twitter:
    - Facebook:
    - Link blog berisi tulisan kontes (tanpa di-shortlink):


Peraturan 

  1. Peserta adalah Warga Negara Indonesia dan tidak ada batasan usia.
  2. Tulisan bukan hasil copy paste dan tidak boleh melanggar hak kekayaan intelektual pihak manapun juga.
  3. Bila mengutip, wajib mencantumkan sumber/ referensi.
  4. Disclaimer mengenai tulisan di luar tanggung jawab Berbatik maupun Berniaga Digital.
  5. Tulisan tidak boleh bermuatan politik dan SARA.
  6. Berbatik berhak untuk menggunakan (termasuk namun tidak terbatas mengedit dan memodifikasi) seluruh karya (postingan) peserta yang diikutsertakan dalam kompetisi ini untuk segala kepentingan Berbatik.
  7. Berbatik berhak mengubah syarat dan ketentuan kompetisi ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
  8. Pemenang wajib menyediakan copy KTP atau indetitas diri sesuai permintaan panitia untuk keperluan verifikasi.
  9. Berbatik berhak untuk mendiskualifikasi peserta dan/atau pemenang yang dianggap melanggar sebagian atau seluruh syarat dan ketentuan kompetisi ini
  10. Peserta wajib menggunakan blog pribadi, bukan blog khusus lomba.
  11. Peserta bebas menggunakan blog apapun (BLOGdetik, blogspot, wordpress, kompasiana, dll).
  12. Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. Tidak diadakan surat-menyurat.
  13. Hadiah perjalanan dan voucher tidak dapat ditukarkan dengan uang tunai.
  14. Pajak pemenang ditanggung pihak Berbatik.
  15. Berbatik tidak memungut biaya apapun.
  16. Pengumuman pemenang dilakukan pada tanggal 15 Februari 2013 dan akan ditampilkan di www.berbatik.com (www.berbatik.com/event), fpage Berbatik, dan akun twitter @berbatikcom

Suriah, Tetap Sekarat!

♠ Posted by Aryni Ayu in

-Day One, 23 Januari 2013-

Demokrasi hanya milik negara – negara maju. Selain yang maju, akan menjadi makanan bagi sang maju. Suriah, hanya korban. Kepentingan sejati tak pernah terkalahkan hanya dengan perdamaian dunia (Aryni Ayu)

            Dulu, saat masih duduk di perkuliahan empat semester, sewaktu teori – teori perang saudara di dunia mulai meletup, Angelina Jolie yang masih sempat mengunjungi kamp – kamp pengungsi di Turki, Obama yang masih hangat – hangatnya berada di kursi empuk gedung Putih, serta rambut Susilo Bambang Yudhoyono yang masih belum beruban. Tepatnya hampir dua tahun yang lalu, Timur Tengah mulai bergejolak!
Ketika itu saya sedang menuliskan artikel pertama tentang kawasan Timur Tengah, yang saya rasa cukup untuk mengkritisi terkikisnya celah – celah kemanusiaan di kawasan tersebut. Meski hanya penulis lepas, saya pikir dengan tulisan ini, juga dengan tulisan para penulis terkenal, akan mampu meredam konflik yang semakin menggejala itu. Namun ternyata, pagi ini, tepat hampir dua tahun masa itu lahir, gambar – gambar peperangan ; janda dengan luka tembak di sekujur tubuhnya, beberapa anak yang kehilangan rumah, anak – anak kecil duduk termangu di puing – puing gedung bekas tembakan, seorang ibu yang kehilangan anaknya, tetap dan selalu menjadi headline di hampir semua media nasional dan internasional. Nampaknya, tak ada perubahan berarti. Kamp – kamp pengungsi terlihat bertambah, menandakan penderitaan manusia!
Demokrasi, kiranya tak akan pernah menembus batas – batas perpolitikan Timur Tangah. Mati segan hidup tak mau, jika dirinya yang penuh kebebasan itu dipaksakan pada negara – negara aristokratis. Demokrasi bahkan sudah terlihat rapuh sejak abad 5 SM, saat jaman Yunani Kuno masih memerintah (Dahl, 2003). Lihat saja, hingga hari ini, lebih dari 700.000 rakyat Suriah menderita, separuh diantaranya meninggal akibat konflik yang tak berkesudahan (Kompas 23 Januari, 2013).
Bukan rahasia lagi jika pihak – pihak elit dari berbagai belahan dunia, termasuk negara adidaya sendiri sudah terlanjur berusaha keras untuk menyelesaikan konflik tersebut. Amerika Serikat, sudah tentu sebagai pendamai sekaligus pemangku kepentingan utama dibalik perdamaian dunia. Cina dan Rusia, sebagai dua sahabat karib pendukung Suriah. Kemudian dibelakangnya terdapat negara – negara Eropa, sebagai ‘buntut’ negara adidaya. Namun belum satu pun diantara mereka yang bisa kita sebut sebagai pahlawan. Tentu masih segar dalam ingatan dunia, bahwa bulan April lalu, hubungan Cina dan Rusia dengan Amerika sempat memanas (Kompas, April 2012). Satu menginginkan agar demokrasi segera ditegakkan, dua lainnya ingin Suriah tetap dalam pemerintahan yang telah ditentukan. Padahal jika mereka selaku penanggung jawab dunia mau berkaca, untuk apa lagi legitimasi berbau demokratis harus dipaksakan. Toh, demokrasi hanya milik negara – negara maju. Selain yang maju, akan menjadi makanan bagi sang maju. Suriah, hanya korban. Kepentingan sejati tak pernah terkalahkan hanya dengan perdamaian dunia. Terlalu banyak campur tangan dalam perdamaian tersebut.
Meski Perserikatan Bangsa Bangsa memerintahkan bertindak, suara yang ada bukanlah rakyat, kebanyakan hanya suara orang – orang perwakilan negara – negara berkepentingan. Lihat saja kesimpang siuran berita yang terbit di media internasional. Negara A menuduh negara B sebagai pemasok senjata untuk kepentingan kekuasaan, lalu B mensuarakan A hanya membual. Adapun negara adidaya, disinggung – singgung memaksakan demokrasi agar Suriah beserta kawasan Timur Tengah lain mudah dikendalikan, notabene selama ini, kepemimpinan disana memang terlampau kuat. Dalam teori kepentingan politik, negara lemah terbiasa tidak mempunyai pilihan selain harus mematuhi komando negara kuat (Politik Antar Bangsa, Morgenthau : 2010). Suriah, hanya menjadi medan pertempuran legitimasi, sampai kapan harus sekarat dan pada akhirnya mati? 

My Chicken of Soup - Nothing Special!

♠ Posted by Aryni Ayu in

-Day 2-
Sunday, 20th January 2013

Karena hidup begitu menggoda, semangat para wanita!

No sense! Bahkan meskipun gajah berubah jadi anak gajah, kucing tak lagi bisa mengeong, dan kambing yang suaranya habis untuk mengembik, tak sekalipun terdengar olehku kabar tentang si dia. Dia, pacarku itu. Ah, bodo amat! Emang dia kecakepan apa? Terus gue kudu ngalah gitu? Ogah!! Cium kaki gue dulu yang abis nginjek pasir! bentak hatiku yang sedang alay. Sungguh bayangnya tak pernah sirna di mimpi. Meski diri ini mengharap bermimpi yang indah – indah, entah bersama artis – artis hollywood, atau sekedar memiliki satu lemari penuh baju, dan sepatu ala model fashion. Tapi wajahnya itu, benar – benar menutupi segalanya, mimpi indah satu pun tak bisa menembus tidurku (emangnya kaca anti peluru?:P). Hingga fajar menyingsing, tak terasa olehku ingin mengamuk sekeras – kerasnya. Melihat handphone yang tak ada sama sekali pesan darinya, sekedar “Hai, Im sorry, or I miss u, or Morning Avril”, nothing! Spontan handphone melayang menuju landasan, mengitari sepasang nyamuk yang sedang bercakap – cakap, menantang terangnya sinar matahari di jendela, kemudian menembus tembok, tapi tak bisa, hingga jatuh terkapar di lantai. Uh, hati benar – benar lusuh, inginku tarik – tarik rambutnya sampai botak, atau sekedar menginjak kakinya sampai tak berbentuk kaki, menyebalkan! 
Bangun dari tempat tidur, segera kuturuni tangga dengan bibir yang masih belum juga meninggalkan manyunnya. Kubantu mama memasak, mencuci piring, dan segala hal yang biasa dikerjakan perempuan. Baru hari ini menekuni pekerjaan rutin itu lagi. Maklum, dua tiga bulan ini aku sangat sibuk mengurusi urusan. Mengajari murid bersekolah, menata guru – guru praktek yang kadang membandel, gak beda – beda amat dengan muridnya, menata diri yang sering semrawut, dan terakhir, mengelus – elus sang pacar. Tanda kutip, berpacaran lagi, ya, cepat sekali. Tapi yang satu ini benar – benar rewel. Huzy, aku sedang memasak cap jay, jangan ramai!
Selesai, segera kurebahkan diri menikmasti secangkir cokelat dan masakanku sendiri, ditemani tawa terbahak – bahak dari papa mama. Dan pasti, tak ada satu hari pun lewat dari pembicaraan seputar pacarku, si rewel itu! “Sudah, tidak usah di sms dulu, harga diri, nanti kalau jodoh ya pasti ketemu lagi, kalo gak jadi ya sama anaknya temennya papa, ajudan bupati lho!”. Wah papa apaan sih, batinku yang malu – malu. lalu mama nyambung, “Iya, pokoknya jalani dulu, kan kamu tidak salah toh kemarin, diam saja. Cari suami gampang, cari jodoh yang sulit.” Olala, siap papa mama, no men no cry! 
Kegiatan siang hingga malam, no special! Hanya memperbaiki laporanku yang salah, menunggu pesan darinya, lalu menulis. Malam ini, aku hanya ingin punya rencana kecil yang cintanya besar. Sembari menunggu hasil final nasib proposal skripsiku, aku ingin membuat majalah online mingguan atau bulanan, sekedar mengisi waktu agar tidak rugi. Isinya..aku ingin semua! Dari sosial, politik, budaya, ataupun fashion! Yang jelas setiap hari harus menulis, dan waktuku tak boleh menganggur sedkitpun. Karena hidup begitu menggoda, semangat para wanita!

My Chicken of Soup – Berdamai dengan Masa Lalu

♠ Posted by Aryni Ayu in

-Day One, Friday, 18th January 2013-

“Aku tidak memaksa orang lain untuk menerima masa laluku, dan aku tidak akan pernah kembali. Aku akan menjadi orang yang lebih baik, bukan wanita sempurna, tetapi wanita yang mampu menghadapi berbagai urusan seisi bumi”

            Rasanya sudah lelah hingga berbulan – bulan tak menemukan kebahagiaan, bahkan di dalam isi diri sendiri. Seperti sudah terlalu banyak ombak yang mendera dermagaku. Anggap aku sebagai kapten yang membawa banyak manusia dalam sebuah kapal, lalu kapal itu berayun – ayun tertabrak segerombolan gelombang laut. Kadang kapal mengayun ke kanan, ke kiri, maju, dan mundur. Layaknya nasib manusia dalam putaran roda kehidupan. Kepatuhan pada nasib yang tak bisa ditawar – tawar. Bahkan jika seorang kapten tersesat di sebuah pulau, di tengah – tengah laut, atau kegelapan, manusia yang hidup di kapal, juga akan turut menyertainya, atau bisa jadi, si kapten dibiarkan sendiri, karena sudah tak berguna.  Ya, rasanya seperti itu hidupku.
            Aku masih ingat, malam itu, minggu pertama setelah kami baru saja berhubungan selama tiga bulan. Menikmati yang indah – indah dari serumpunan kata – kata cinta. Kadang bersenda gurau, kadang saling mencaci, membicarakan lucunya kelemahan manusia lain, atau sekedar memupuk rencana – recana pernikahan. Ya, itu sangat menyenangkan. Bagiku, dia seorang laki – laki yang tangguh, tegas, dan berkepribadian diantara segudang kelemahan – kelemahan lain. Aku begitu percaya akan kehidupan yang lebih baik bersamanya. Saat aku diterpa banyak masalah dalam lingkungan karir di sebuah lingkungan sekolah, aku sebagai guru sekaligus ketua dari guru – guru praktek lainnya, memegang tanggung jawab yang sangat berat, setidaknya bagiku, dirinya sangat membantu sekedar memberikan saran – saran.
“Sayang,  begitu berat aku disini, satu orang menyerangku dari belakang, seorang lain pura – pura bermuka manis di depanku, dan banyak lainnya ikut terprovokasi. Aku mulai lelah, tidakkah mereka mengerti bahwa berada di posisiku saat ini adalah berat?”
“Memang mereka seperti sayang, kau tidak boleh gentar meski mereka melempar kotoran kepadamu, hadapi saja. Besok kau ambil cuti, sakit semua badanmu jika berminggu – minggu tak libur sama sekali. Biar mereka melepaskan racun – racunnya. Hari senin, kau berikan penawar untuk mereka, beri sidang, agar mereka kapok.”
“Baik, terimakasih sayang..”
Besoknya, dengan segenap kekuatan aku periksai mereka satu – satu, aku beri arahan agar mau menghargai satu sama lain, dan terbuka tanpa cela dibelakang. Hasilnya, seketika itu juga masalahku selesai. Benar – benar saran yang luar biasa. Dan bagiku, dia malaikat penyelamat.
Hubungan pun terus berjalan, sampai akhirnya pasti terdapat batu ditengah jalan yang siap kapan saja melukai manusia. Aku sampaikan sesuatu yang menurutku harus tersampaikan, tepat pada waktunya.
“Sayang, bolehkah aku berbicara sesuatu?
“katakanlah..”
“Akankah kau akan memaafkan dan menerima?”
“Akan kucoba..”
“Baik, karena diawal hubungan ini tak pernah kau tanyakan aku seperti apa, kau begitu percaya kepadaku, aku harap begitu juga kali ini. Dulu, di masa laluku, pernah seorang dua orang laki – laki hampir menjahili harga diriku, pernah terbesit di otak mereka untuk merusak apa yang aku punya. Dengan beragam muslihat, mereka mengelabuiku, pura – pura menempatkan diri ini sebagai pilihan terbaiknya. Mereka pura – pura baik padaku, dan aku hanya orang bodoh yang tak tahu kemana arah mereka berbicara dan bertindak. Maafkan, diri ini hampir saja rusak. Beruntung Tuhan masih menyayangiku, karena sejujurnya, meski terlihat begitu keras, namun tak pernah sedikitpun aku ingin menjahati orang lain. Tuhan memberi waktu kepadaku untuk segera pergi dari kehidupan mereka. Tuhan menunjukkan apa – apa yang menjadi belang keduanya. Dan Tuhan, masih memberikanku harga diri ini, setinggi – tingginya. Aku menunggu jawabanmu.
“....aku benar – benar kaget mendengar semua itu. Masa lalu itu, mengapa tak kau ceritakan diawal? Aku sayang kepadamu sampai titik darah menemui tegangnya, sebelum janur kuning menemui lengkungnya, tapi masa lalu itu, aku masih tak bisa memafkan, aku merasa ditipu. Aku butuh waktu untuk percaya padamu lagi..”
“Tapi, aku tidak melakukan apa – apa, terkecuali membela diri, sungguh, aku tak sampai rela harga diri ini teraniaya oleh mereka..”
“ya, tapi maaf, aku masih butuh waktu..”
Hanya diam yang membuat aku tenang. Berbohong pun tak ada, itu sudah sejujur – jujurnya, harus kukatakan apa lagi? Masa lalu tak bisa kuubah, hanya masa depan yang aku bisa ubah.
Sepekan setelah itu, hubungan terasa hampa. Dirinya terus menerpaku dengan berbagai pertanyaan, apa – apa yang pernah aku lakukan sebelumnya. Sampai aku harus ikut berbohong, aku mengaku pernah melakukan sesuatu dengan masa laluku. Tapi ya, aku berbohong. Hanya untuk membuatnya merasa puas. Sungguh, apa yang sebenarnya aku lakukan hanya membela diri, dan kabur, tak lebih.
Dan hubungan kembali mereda, hampa, mereda, dan hampa lagi, hingga detik ini. Rasanya, sudah seminggu aku menderita dengan berbagai pertanyaan itu. Dengan halus, kadang sewenang – wenang, namun lebih banyak marah kepadaku karena penjelasan yang aku berikan. Dia semakin membenciku. Diam, lebih menjadi pilihanku. Sehari dua hari, rasanya diri ini ingin marah kepadanya, ingin mencaci seperti apa yang dia lakukan. Tapi, hati menahan. Tak bisa, jika begini terus, hubungan akan hampa, tak ada cinta, tak ada rasa. Kuputuskan untuk menelepon semalam. Benar saja, suara kosong, benar – benar tak kurasai jiwa orang hidup didalam sana. Dia begitu tenang menerima telpon dariku, tak seperti biasanya, yang ceria, terkadang marah, atau sekedar membentak. Berkatalah aku..
“..ehm, aku hanya ingin kau tahu dimana letak kesalahanmu, tak bisakah kau meminta maaf dan menarik ucapanmu bahwa kau menjalani hubungan dengan keterpaksaan?
Tak ada suara, kemudian..
“Satu, aku masih tidak bisa memaafkan, aku masih merasa tertipu. Terpaksa menjalani semua ini. Rasanya sudah tidak bisa keadaan ini kembali seperti dulu, ya jalani saja hubungan yang hambar ini.
“Tidak bisa, lebih baik mati daripada kurasai hambar, aku sudah berulang kali menjelaskan kepadamu, tak bisakah kau mempercayaiku?
“kalau rasa sayang masih ada, tapi aku butuh waktu, aku masih tidak bisa percaya kepadamu..terpaksa. kau tahu sendiri dulu wanita seperti itu langsung aku buang..”
“hei..aku bukan wanita rendahan, kau tahu itu! Aku bukan sampah yang bisa seenaknya dibuang, dicaci. Aku bukan mantan – mantanmu yang murahan! semua laki – laki begitu mempercayaiku, menganggap aku baik, tapi kenapa kau yang benar – benar aku anggap terbaik, justru ikut menyakitiku? Tak bisa kah kau punya hati sedikit saja!! Hanya orang bodoh yang terjebak di masa lalu!
Batinku membentak, tak terima begitu saja jika diri ini dihina atas sesuatu yang tak pernah terjadi, apalagi dilakukan. Air mata menetes begitu derasnya. Di telpon, rasanya diri ini sudah malu, menangis di depan pria? Ah, bukan diriku sekali, tetapi tak bisa tertahankan. Oh Tuhan, rasanya hati dan raga ini begitu sakit. Aku biarkan orang tuaku terbangun, memasuki kamarku untuk menenangkan diri yang sedang terbunuh. Sampai dini hari, tak surut juga air mata ini. Kubiarkan mama berbicara dengannya, aku sudah tak kuat.
Raga dan jiwa ini tak karuan lemasnya. Segera kurebahkan diri diatas tempat tidur bertaburkan buku – buku yang aku baca sebagai obat penenang. Kamudian berdoa pada Tuhan. Tuhan, tolong tidurkan aku dalam kondisi yang tenang, dan bangunkan aku dalam keceriaan yang penuh semangat untuk tetap hidup. Sesungguhnya dirinya baik, aku menyayanginya, hanya masih tak bisa menerima keadaanku yang seperti ini. Aku bukan wanita yang sempurna Tuhan, tapi setidaknya biarkan aku bahagia, sedikit saja.
Sinar matahari di ufuk menembus jendela kamar. Harumnya bunga – bunga yang entah darimana asalnya membangunkanku dari lelahnya hati. Kulihat kupu – kupu bertengger diatas tatanan bunga di kamar. Aku sadar, air mata itu sudah surut. Kemudian berkacalah di depan kaca rias, aku masih begitu berharga. Sebuah senyuman tersimpul di bibirku yang semalam sempat mengeluarkan darah. Setiap hari adalah hari baru, harapan baru, dan harga diri yang juga baru. Diriku tak lagi terbunuh, sudah hampir sepenuhnya hidup. Aku mulai sadar bahwa aku tidak bisa memaksa orang lain untuk menerima masa laluku, dan aku tidak akan pernah kembali. Aku akan menjadi orang yang lebih baik, bukan wanita sempurna, tetapi wanita yang mampu menghadapi berbagai urusan seisi bumi. Aku berima kasih atas perkara – perkara yang pernah menimpa hidupku, membuat diri menjadi lebih kuat. Semangatlah para wanita..!