Meneropong Peradaban Yunani di Abad 21

♠ Posted by Aryni Ayu in at 09.24


-Day 6-
15 Juni 2011

IMF bloon! IMF gak Becus! Katanya mau jadi pahlawan tapi malah ngrekcoki cak!haha, tampaknya bule – bule politikus ini geram melihat tingkah IMF, what wrong guys?Nampaknya perbuatan organisasi itu bodoh sekali ya buat kalian, take it easy Men! Ya, sembari menikmati susu cokelat dengan dihiasi suara – suara Gitar Hero ala Slash di game player, saya mencoba membaca ulang bagaimana sebenarnya akar dari peradaban Yunani Klasik itu. Sungguh megah, anggun, dan mempesona. Beda dengan sekarang, ternyata semua kekesalan bule – bule itu gak ada matinya ama permasalahan yang dialami Yunani akhir – akhir ini. Kemiskinan, kelaparan, demonstrasi, korupsi, persis dan sama kayak Indonesia di era Hedonisme. Memalukan BGT (bahasa gaulnya kan gitu,hehe), tapi gak ada yang mau punya malu. Yah, kejujuran memang patut dipertanyakan di tengah negara Kleptokrasi!

Saat membaca berita online sembari memodifikasi akun di blogger, facebook, dan twitter, mempermak semuanya agar laris bak akunnya mbak Avril Lavigne (haha). Saya menemukan banyak berita yang menyatakan kabar kurang mengenakan tentang Yunani. Demonstrasi besar – besaran, pembakaran, bahkan elit – elit yang tampaknya tiada hari tanpa pusing! Memikirkan kehidupan negaranya yang begitu gemilang di masa lampau, kini berubah menjadi negara termiskin diantara negara uni Eropa lainnya. Tak begitu berbeda dengan Indonesia sekali lagi, meskipun Patih Gajah Mada dan Ken Arok berhasil mempersatukan Indonesia dibawah Kemaharajaan Majapahit, Bung Karno cs berhasil meneruskan perjuangan rakyat dengan mendudukan Indonesia sejajar dan disegani di mata internasional. Ironis, pemimpin – pemimpin di abad modern mulai mengacaukan kegemilangan mereka, bahkan mulai menciptakan orde Hedonisme sendiri. Tak berpihak dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat, seperti yang pernah didengung – dengungkan dan diterapkan oleh para elit Yunani Masa Klasik. Kejayaan demokrasi ala Athena di masa klasik pun layaknya utopis ketika Yunani memasuki abad modern. What the hell is going on? Inilah yang akan menjadi substansial kajian kritis kita hari ini. Mengapa kemegahan Masa Lampau rupa – rupanya harus tenggelam saat memasuki masa modern, apakah ada yang salah dengan system pemerintahan mereka? Padahal, system itu tengah menjadi system terlaris didunia untuk mengendalikan masyarakat internasional. Ya, mari kita teropong hal tersebut dengan menggunakan perjalanan historis.

Saat melihat bintang – bintang dilangit yang begitu lengkap dengan rasinya di malam hari. Saya teringat dewa – dewi dalam mitologi Yunani. Kisah – kisahnya tentang Orion yang dikuburkan di langit bersama dua anjing penjaganya Major dan Minor. Sengaja ditempatlkan dua penjaga disana karena Scorpion (Saturnus) yang kini bisa kita lihat rasi bintangnya, masih saja terus mengejar arwah Orion. Lalu dengan kehidupan keluarga dewa – dewi yang tinggal didalam sebuah gunung bernama Acropolis. Disana tinggalah 12 dewa – dewi dengan masing – masing kelemahan dan kelebihannya, begitu juga dengan kisah – kisah yang mengiringi mereka. Ada Poseidon (dewa penguasa lautan), Aphrodite (dewi kesuburan) yang menjadi perebutan diantara dewa – dewa lainnya karena kecantikannya yang begitu luar biasa, Zeus sebagai pemimpin mereka, Athena sebagai lambang dewi perang, Ares, Hermes, dan lain sebagainya. Sering juga terjadi perselisihan diantara mereka menyangkut masalah cinta, keluarga, dan perebutan tahta, persis seperti kehidupan manusia yang begitu berwarna. Selain mitologi, Yunani sangat terkenal dengan berbagai hal menyangkut megahnya sebuah peradaban. Anda tahu sastra – sastra indah karya penulis – penulis modern sekarang ini?mereka semua menjadikan karya – karya Yunani kuno sebagai akar dari berkembangnya tulisan sastra. Bagaimana tidak, saat Indonesia di abad 5 Masehi masih beru saja mengenal tulisan, Yunani sudah melanglangbuana sebagai sebuah peradaban yang kaya akan beribu – ribu karya sastra. Di bidang arsitektur, mereka pun juga tidak kalah unggul dengan bangsa Mikena, Mesir, dan Assyria kuno yang menjadi inspirasi bagi peradaban Yunani. Pahatan – pahatan arsitektural bahkan diukir oleh bangsa Yunani untuk menghormati para dewa – dewi mereka. Belum lagi saat mereka harus menghadapi abad Gelap sekitar abad 500 SM yang didalamnya terdapat peperangan seperti Perang Ionia (Perang Yunani melawan Persia), dan Perang Thermopylae (Athena melawan Sparta), para filosofis (Aristoteles, Plato cs) bahkan mampu berkembang menciptakan berbagai pemikiran luar biasa mereka meski harus berada dalam keadaan yang segenting itu. Walaupun pada akhirnya mereka harus hancur karena system pemerintahan yang sudah tidak bisa dikontrol lagi oleh elit dan rakyatnya, terjadi hubungan horizontal yang tidak seimbang disini. Hingga berdampak pada keadaan Yunani di Abad – 21.

Ketika Anda mengamati keindahan Gedung Acropolis, Patung – patung Hellenistik yang rumit dan mempesona, ditambah dengan karya para filsuf yang sungguh cerdas hingga mempu merenungi berbagai celah kehidupan manusia. Pasti Anda membayangkan sebuah negara yang sangat tersohor bahkan melebihi Adidaya Amerika Serikat hingga mampu menciptakan sebuah perdaban yang begitu megah ini. Belum lagi dengan system ‘demokrasi’- nya yang sangat diminati oleh elit – elit dunia untuk mengendalikan masyarakat Internasional. Dua corak pemerintahan yang begitu terkenal antara militeristik Sparta dengan Demokrasi Athena. Menjadi perwakilan bagi kebanyakan pemerintahan di Timur Tengah dan negara – negara Barat modern. Sungguh kita bisa menganggap bahwa Yunani adalah negara Adidaya di masanya. Namun sangat disayangkan saat kita harus Meneropong Yunani di Abad – 21, kemegahannya di masa lalu, arsitektur – arsitektur, pendidikan, serta filsuf – filsuf menabjubkan yang terlahir dari rahim Yunani bahkan tak mampu membayar kemerosotan mereka di Era Modern. Banyak media Internasional menyebutkan bahwa perekonomian mereka tergolong miskin di kalangan Aliansi Eropa. Demonstrasi, anarki, dan korupsi adalah tema – tema sentral yang kerap menjadi konsumsi sehari – hari warga Yunani. Berlembar – lembar uang dollar Eropa dan A.S digelontorkan untuk memenuhi kebutuhan utang - utang negara Yunani. Bahkan IMF yang beberapa minggu lalu berusaha mencampuri system perekonomian Yunani, mendapat cemooh dan kecaman keras dari para politik serta pengamat ekonomi akibat tindakannya yang dianggap ‘bloon’ dan ‘konyol’ karena semakin menguatkan kemerosotan perekonomian negara pencetus akar peradaban Modern ini.

Jika ada yang mengatakan bahwa Demokrasi adalah produk gagal Yunani dari Masa Kuno. Ya, saya akui itu memang benar. Meskipun hanya sebagai public pendengar, namun sebagai penulis, saya harus bisa memberi penguatan dengan analisa kritis apa yang sedang menjadi pertanyaan dan perdebatan dunia. Aristoteles dan Plato pernah mengatakan dalam bukunya masing – masing bahwa DEMOKRASI adalah produk gagal. Negara yang terlahir dengan produk ini akan tumbuh dewasa bersamaan dengan terbentuknya masyarakat yang anarkis, penuh dengan intrik – intrik kaum elit, dan penghancuran terhadap negara itu sendiri. Benar rupanya ramalan kedua filsuf itu, kita lihat saja Amerika sebagai negara terkuat pendengung Demokrasi. Negara mereka memang kuat secara politik dan ekonomi, tapi secara moral? patut dipertanyakan!karena anarkisme selalu mereka tuangkan kedalam kedaulatan negara – negara lain di belahan dunia Timur.
Sekali lagi coba kita dengungkan dan pertanyakan mengapa Yunani yang begitu megah peradabannya bisa hancur seketika ketika mereka memasuki abad modern? Jawabannya satu, secara politik, akibat system demokrasi. Karena ‘rakyat’ dalam Demokrasi asli versi Yunani Kuno hanyalah rakyat yang terdiri dari kaum kelas berkuasa saja. Meskipun para elit pemerintah modern berkelit bahwa kebobrokan yang terjadi selama ini dalam demokrasi bukan salah sistemnya tapi karena penyelenggaranya. Halo? Yunani Kuno yang anggun, megah, dan menabjubkan itu saja hancur saat menerapkan demokrasi, apalagi mereka yang sedang berada dalam orde Modern? Sering – seringlah berkaca pada Peradaban Yunani Abad – 21!

0 komentar:

Posting Komentar